Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pantun Beruntun

27 Juli 2020   14:33 Diperbarui: 27 Juli 2020   14:48 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepuluh Pantun Beruntun Berujung UN

Dikutip dari Buku Kumpulan Pantun (2019) Kreasi Thamrin Dahlan

***

Adik si Doel bernama Atun

Mandra memakai baju katun

Adat istiadat bersopan santun

Maka kehidupan akan tertuntun

***

Jakarta banyak simpang susun

Berbeda dengan jalan di dusun

Banyak menulis membaca pantun

Terhindar dari penyakit pikun

***

Jelas beda madu dan racun

Madu hutan kumbang krumun

Kata kata kasar ibarat racun

Sakitnya sampai di ubun ubun

***

Lelaki dewasa ditandai jakun

Tidak mungkin terlihat anggun

Bukan termenung bukan tertegun

Hanya penasaran kharisma menurun

Enak tinggal dirumah susun

Keluarga akrab semua terhimpun

Ketahuan sembako ditimbun

Menteri murka wajahnya manyun

***

Pelawak kocak Mang Kirun

Penonton tertawa perut tambun

Ketika sedih datang beruntun

Bersabar seperti orang pension

***

Mandi bersih pakailah sabun

Pakai handuk berbahan tenun

Sudah lansia matapun rabun

Nyebrang jalan musti dituntun

***

Angin keras katanya tipun

Rumah rubuh rata tertimbun

Bila bersalah mintalah ampun

Agar persoalan selesai sampun

***

Nonton bola duduk di tribun

Saking asyik malah terjun

Jangan pernah pergi kedukun

Penyakit parah keuangan menurun

***

Adat melayu tutur berpantun

Terhimpun kata empat tersusun

Mari kita berbalas pantun

Niscaya hidup semakin rukun

***

Salamsalaman

BHP 27 Juli 2020

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun