Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Begini Rasanya Ketika Telinga Dijewer

18 Juli 2020   19:20 Diperbarui: 18 Juli 2020   21:11 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok wajibbaca.com

Ketika guru ngaji menjewer kuping, rasanya dunia ini kiamat.  Si Anu berbohong, itu saja salahnya.  Dia berbohong tidak mengaji sore itu karena diajak teman teman mandi di-kali.  Katanya kepada Tuan Guru bahwa dia sakit. 

Inilah kebohongan kesekian dan akhirnya Tuan Guru mengetahui kelakuan buruk. Beliau  marah besar kemudian menghukum. Di cap pembohong . Ialah perilaku kenistaan, apalagi dilakukan kepada sosok ulama  yang sangat dihormati di kampung. 

Bapak dan Mamak serta seluruh saudara marah sekal.  Kenapa berani beraninya dikau berbohong.  Bukankah berbohong itu adalah suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan yang selama ini yang sudah diberikan. Keluarga merasa malu, tercoreng kewibawaan akibat tabiat salah seorang anak yang suka berdusta kata.

Seketika teringat kisah itu setelah menyaksikan tayangan televisi ada  oknum pejabat berbohong.  Ketika ketahuan berdusta, apakah beliau merasakan di jewer kupingnya sama dengan kejadian diri si anu.  Ataukah urat malu nya sudah puutus sehingga cuek cuek saja amalah tertawa.

Ketika rakyat sampai mengatakan oknum pejabat  berbohong, maka patutlah semua orang merasa berkecil hati. Amanah yang diberikan di khianati. Sistem pengawasan memegang peranan penting untuk mencegah kebohongan publik yang mensensarakan rakyat.

Berbohong itu satu bagian saja dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).  Menyalahgunakan wewenang, melanggar peraturan.  Semua berangkat dari niat berdusta untuk kepentingan pribadi. 

Sesungguhnya kekecewaan rakyat sudah sampai dibatas akhir kesabaran.  Apakah nanti ada tindakan hukum dari atasan ? Tentu semua bergantung pada keadaan.  Apakah akan menyelamatkan nama baik institusi atau ingin melindungi teman sejawat. Wait and see.

Dijewer telinga menjadi merah.  Tidak putus memang tetapi rasa malunya bukan kepalang.  Namun semuanya bermuara kepada moral seseorang.  Apakah rasa malu itu masih ada dalam kosa kata perbendahraan hati. Entahlah,...

Salamsalaman

BHP, 18 Juli 2020

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun