Inspirasi menulis datang dari posting seorang rekan di Whats App Group Paguyuban Purnawirawan Kesehatan Polri. Sapaan pagi itu menyebutkan pesan bermakna terkait dengan profesi jurnalis.
Seketika awak tertarik bersebab berhubungan dengan keterbatasan manusia ketika berkomunikasi dengan sesama makhluk. Lebih lengkap pesan bermakna itu demikian:
Apabila goresan penamu bisa menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih baik lanjutkanlah. Jika tanganmu pendek untuk membalas kebaikan seseorang, maka panjangkan lisanmu untuk selalu mendoakannya. Pesankan pada hati: "Benci jangan sampai menghina, tetapi suka jangan sampai memuja berlebihan."
Luar biasa makna filosofi nan terkandung dalam pesan itu. Awak jadi teringat kepada Almarhum Buya Hamka Guru Imajiner. Ada satu kisah menarik seperti yang akan dituturkan berikut ini berkenaan dengan pertemuan.
Pada dasarnya pada pergaulan sehari hari kita sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas bersua dengan orang lain baik di dunia nyata dan juga di dunia maya.
Suatu hari seorang lelaki menemui Buya hamka. Kepada beliau dengan gemas dan mengebu dia bercerita : “Subhanallah Buya ujarnya: Sungguh tidak menyangka ternyata di Mekah itu ada pelacur Buya, Kok bisa ya Buya?
Oh ya ” sahut Buya Hamka. ” Saya baru saja dari LA dan NY di Amerika, Masyaallah ternyata disana tidak ada pelacur.
Ah mana mungkin Buya..!.di Mekah az ada kok, pasti di Amerika akan jauh lebih banyak lagi.”
“Kita memang hanya dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari,” tukas Buya Hamka dengan senyum teduhnya.
Jleb ! hati lelaki itu terasa tersindir mendengar kalimat sederhana Buya Hamka itu.