dokpri
Seberapa banyak anda tergabung pada komunitas media sosial ?  Sangat bergantung pada 2 hal.  Pertama anda memang seorang penggiat medsos aktif. Kedua anda bersedia berkomunikasi atau bergaul didunia maya dengan pra kerabat.  Teman dunia maya juga teman dunia nyata biasanya  memiliki hubungan emosial.  Bisa jadi teman sama sama sekolah, atau satu kampong halaman atau hubungan lain seperti pekerjaan, pengajian, hobby dan keluarga sanak family.
Sebagai contoh Februari 2012 saya bergabung dengan 2 komunitas baru. Satu di Universitas Gunadarma, satu lagi di komunitas Pengurus Iluni UI Pusat. Tanpa disadari setiap hari kita berpindah dari satu komunitas kemonitas lainnya sesuai dengan peran.Â
Bangun tidur pagi bercengkerama dengan komunitas tercinta keluarga, bergerak sedikit keluar rumah bersua dengan komunitas tetangga. Demikian seterusnya, kita berjumpa paling tidak dengan 5- 7 komunitas dalam sehari.
Mengatur waktu adalah kiat untuk bisa berperan aktif pada setiap komunitas. Menyediakan waktu untuk komunitas keluarga harus berada dalam prioritas utama. Selanjutnya kita bisa memilah komunitas lainnya sebagai urutan prioritas kedua dan ketiga. Bisa jadi anda meletakkan komunitas pekerjaan, komunitas ibadah dan komunitas hobby sebagai komunitas yang patut mendapat jatah waktu yang proposional.
Ada beberapa komunitas dimana kehadiran fisik tidak mengharuskan hadir pada setiap hari. Ada komunitas yang hanya memerlukan kehadiran sekali seminggu seperti memberikan kuliah. Sekali sebulan untuk kegiatan organisasi Iluni UI, Arisan keluarga, Pengajian misalnya. Malah ada komunitas yang bertemu tatap muka setahun sekali seperti reuni.
Komunitas dunia maya adalah komunitas ajaib. Kita bisa intens bertemu setiap waktu tanpa ada batasan dimensi waktu. Seperti keanggotaan anda di komunitas kompasiana.com, bertemu fisik dalam bentuk kopdar malah bisa dihitung dengan jari dalam setahun, namun pertemuan di dunia maya berlebih lebih waktunya.
Itulah kehidupan sosial seorang anak manusia. Bermasyarakat adalah tuntutan kehidupan mengingat keterbatasan diri dalam artian kita tidak sanggup melakukan pekerjaan sendiri, kita membutuhkan bantuan orang lain. Dan sebaliknya tenaga, pemikiran dan harta kita dibutuhkan juga oleh teman dan kerabat atau siapapun yang membutuhkan.
Komitment dan tanggung jawab adalah 2 kaedah harga mati dalam kehidupan komunitas. Apapun peran kita dalam suatu komunitas, baik sebagai pimpinan, sebagai anak buah maupun sebagai penggembira atau kelompok sorak sorai tetap saja dibutuhkan 2 kaedah tersebut.Â
Baiklah, untuk mencatatkan sejarah persahabatan dunia maya perlu juga diiventarisir komunitas medsos yang tertanam di Whats app group :
- Klan Petokayo
- Wonderfull Tempino
- Yunidar Family
- Coffee morning BHP
- RW 06 BHP
- RT 05 BHP
- Masjid Jami An Nur
- DMI Ciracas
- Ustazd Community
- Akper Merdeka 10 A
- Akper Angkatan 4
- Akper Jabodetabek
- Alumni FKM UI 88
- Dosen Guna Darma
- P2KP Community
- Dokkes Community
- Berbagi Kebaikan
- Ren Dokkes
- Iluni UI Pasca Sarjana
- Iluni PSKTTI Ui
- Alumni PSKTTIUI Â Angkatan 9
- Sepa ABRI 80
- Sepa Polri 80
- Tennis BHP
- Tennis Taman Mini
- Ikatan Keluarga Lubuk Jntan
- Ikatan Keluarga Lintau Buo
- Keluarga Besar Minang Kabau
- Minang Kabau Sedunia
- Tausyah BHP
- Islam Cinta Damai
- Padepokan Welas Asih
- Pensiunan Rumkit Polri
- Hawla Mabrur Umroh
- Jamaah Haji 2003
- Jamaah Umroh Caraka
- Kompasianer
- Jurnalis BNN
- Granadi
- Mitra Masjid Indonesia
Kredibilitas dan keberadaan seseorang anggota komunitas sangat ditentukan oleh seberapa besar tanggung jawabnya dalam memikul peran yang di gerakkan oleh komitment kuat pribadinya untuk memberikan yang terbaik bagi komunitasnya. Â Fitu whats app merupakan aplikasi yang dipakai untuk berkumunikasi dunia maya. selain facebook. Itulah nikmatnya peran sebagai mahkluk sosial terutama ketika ditunjuk sebagai Admin.
Resiko menyediakan waktu so pasti. Medsos adalah tempat berbagi kebaikan, saling menyapa, mengucapkan selamat tahun dan lain kegiatan untuk bersenang senang. Â Paling tidak awak mengirim Pantun dan Tulisan setiap hari ke 40 komunitas tersebut serta kebeberapa sahabat seperti Bapak Dahlan Iskan dan Bapak Komjen Pol (P) Drs Ahwil Luthan.
Oleh karena itu meluruskan niat silaturahmi yang berbuah keceriaan, rezeki dan kelapangan bisa dijadikan sebagai semangat dalam berkehidupan pada komunitas. Mempertahankan diri tetap dalam berbagai komunitas adalah suatu kebaijkan. Apapun peran anda tidak menjadi persoalan yang terpenting adalah keberadaan kita sebaiknya memberikan manfaat bagi komunitas tersebut.
Jakarta, 14 Â Juni 2020
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H