Dampak langsung covid-19 akhirnya dirasakan juga oleh calon jamaah haji Indonesia tahun 2020. Padahal Bapak Ibu yang sudah terdaftar dan siap berangkat Haji masih berharap bisa menunaikan rukun Islam kelima ketika virus corona merebak di tanah air awal Maret 2020. Perhitungannya kan masih 6 bulan lagi, masa' Kerajaan Saudi Arabia belum terbebas dari si covid-19.
Namun apa daya ternyata penyakit ini masih menjadi masalah di seluruhn belahan bumi. Rasa was-was calon jamaah haji  timbul kembali antara kepastian berangkat atau tidak. Â
Sementara warga yang berniat umroh jauh jauh hari atau tepatnya di akhir Februari 2020 sudah ditunda keberangkatan. Kami dari jamaah Hawla Mabrur menerima kenyataan ini bersebab 3 Maret 2020 batal umroh ke Tanah Suci Makkah dan Madinah.
"Pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jemaat haji. Keputusan ini saya sampaikan melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 494 tahun 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaat Haji Pada Penyelenggaraan Ibadah Haji pada 1441 Hijriah atau 2020 Masehi," kata Menteri Agama Fachrul Razi dalam konferensi pers pada Selasa (2/6/2020).Â
Fachrul menegaskan keputusan ini berlaku untuk seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk WNI yang hendak berhaji dengan undangan atau visa khusus dari Kerajaan Arab Saudi. Fachrul Razi menjelaskan pihaknya telah membentuk Pusat Krisis Haji 2020 menyusul pandemi COVID-19. Sejak April 2020 tim mengeluarkan tiga skenario, pertama haji dilaksanakan secara normal sesuai kuota, kedua haji dilaksanakan dengan pembatasan kuota, dan ketiga pemberangkatan jamaah haji dibatalkan sama sekali.
Belum lagi ketika akan berangkat ke Padang Arafah. Semua umat berkumpul di Arafah, karena ke absahan haji adalah ketika calon haji berada di tempat berkah itu pada tanggal 9 Dzuhijah.Â
Pergerakan manusia (mobilisasi) terbesar sepanjang sejarah tentu memerlukan kesabaran luar biasa mengingat masalah transportasi dan waktu yang sama. Mina adalah satu satunya kota di dunia yang hanya ramai dikunjungi manusia selama 3 hari saja.
Itulah antara lain pengalaman berhaji tiga kali (1994, 1998 dan 2003). Masih banyak lagi sikap kesabaran yang dituntut selama di Mekah, Arafah, Mina dan ketika menunggu waktu pulang ke tanah air.
Jaga kesehatan karena ibadah haji adalah ibadah fisik. Intinya kesabaran itu membuat seluruh prosesi ibadah kita akan semakin bermakna.Â