Apa  guna nama diberikan kepada setiap manusia ketika dia dilahirkan. Ayah Bunda jauh jauh hari sudah menyiapkan nama paling bagus untuk ananda tercinta. Entah yang lahir nanti anak lelaki atau wanita,  dua dua nama sudah disiapkan.  Demikian pula untuk siana kembar.
Jadi jangan pula meremehkan nama dengan istilah apalah artinya sebuah nama.  Sesungguhnya  nama itu adalah doa.  Bagi setiap orang dipanggil dengan nama lengkap maka secara otomatis itulah doa keselamatan untuknya.Â
Malahan pasangan muda itu mencari dari buku buku yang khusus berisikan nama nama baik untuk putra dan putri. Â Kesepakatan suami istri memberi nama bisa jadi nama anak merupakan gabungan dari nama mereka.
Bisa jadi seorang warga negara  walaupun  hanya punya satu nama namun julukan  kepada dirinya bisa melebihi angka 10. Tentu saja banyak sedikitnya sebutan panggilan itu sangat bergantung seberapa banyak pula peran si pergaulan.
Sebagai contoh di keluarga seorang lelaki dalam kapasitas kepala keluarga bisa dipanggil Bapak, babe, Ayah, Abi, Papa, Papi atau nama lain sesuai dengan tradisi disuatu daerah.  Ibu rumah tangga demikian pula bisa saja di panggil, Ibu, mamak,  emak, nyak, mbok e, mami  dan lain sebagainya.
- Papa
- TD
- Sutan Sati
- Uda
- Angku
- Datuk
- Kakek
- The old soldier
- Aska Tak Begune
- Purnawirawan
- Satgas JD
- Retired
- Jurnalis
- Kompasianer
- Pak Kombes
- Pak Polisi
- Guru
- Dosen
- Papa Uda
- Pak Etek
- Pak Tuo
- Khadimullah
- Marboot Masjid
- Pak Katua
- Budak Jambi
- Sedulur
- Juru Bicara
- Saksi Nikah
- Sang Pujangga
- Pembuat Pantun
- Penulis
- Penerbit Buku
- Sang Penyair
- Anak DalamÂ
- Pak Haji
- Admin WA
Diantara gelar sebutan panggilan tersebut yang sering awak pakai adalah TD. Â Nama singkatan Thamrin Dahlan ini selalu melekat pada setiap artikel yang ditulis di media sosial. Â Sedangkan sebutan panggilan selain TD dipakai teman teman sesuai dengan komunitas.Â
Misalnya sebagai penulis di kompasiana.com, kami saling memanggil dengan sebutan kompasianer.  Demikian pula di sarana peribadatan  panggilan Pak Haji  tampaknya sudah melekat. Teman teman di Alumni Pasca Sarjana Universitas Indonesia malah menyebut awak sebagai pujangga, hahaha