Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Menolak Diangkat Jadi Pengurus

4 Juni 2020   11:57 Diperbarui: 4 Juni 2020   15:08 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alasan Mukidi menolak diangkat menjadi Pengurus RT seperti sebuah misteri.  Misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini. Padahal dukungan warga RT 007 RW 01 Keluarahan Paska sudah bulat.  Dialah calon tunggal, tidak ada pilihan lain.

Sunarko sebagai wakil rakyat tingkat RT berkali kali mendesak Mukidi

"Ayolah Mas, kami dukung sepenuhnya pencalonan anda"

Mukidi tersenyum getir.

" saya pikir cari warga lain saja Mas Narko"

Mukidi termasuk salah seorang intelektual yang mukim di RT.  Cara bicaranya saja sudah ketahuan beliau orang berkualitas dan berkapasitas. 

Tandanya sederhana saja.  Ketika berbicara Mukidi sama sekali tidak pernah menggunakan kosa kata " saya kira".  Dia selalu pakai "saya pikir".

Lihatlah di televisi swasta juga radio pemerintah.  Anda bisa menandai para  narasumber yang menggunakan kosa kata "saya kira" menunjukan beliau ragu ragu. Masa' segala sesuatu persoalan di kira kira bukan malah dipikir.

Ciri orang terpelajar akademisi dan intelektual pasti memakai kosa kata saya pikir ketika menyampaikan pendapat.  

Artinya apa apa yang diucapkan adalah olah pikir. Bisa dipertanggung jawabkan.  Ilmiah dan memiliki rujukan kuat dari disiplin ilmu pengetahuan yang dikuasai.

Sebaliknya bila ada pakar menggunakan kosa kata "saya kira" maka anda bisa menilai sendiri.  Semua dikira kira tanpa kepastian.  Disini main perasaan bukan akal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun