Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[PSBB 26] Skrining Mukidi

5 Mei 2020   17:07 Diperbarui: 6 Mei 2020   14:33 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok liputan 6

  • Menang berpacu kuda sumbawa
    Kencang berlari sikuda jantan
    Taat dan patuh dirumah saja
    Corona pergi diakhir bulan 

Persiapan matang sebelum melangkahkan kaki mudik fokus pada pemeriksaan kesehatan jiwa raga.  Soal sehat jiwa tidak perlu diperiksa lagi bersebab Mukidi memang dalam kondisi waras sewaras nya.  Namun soal kesehatan raga perlu ada jaminan bahwa tidak positif covid 19,

Setelah tanya ke mbah google bagaimana mendapatkan surat bebas corona maka Mukidi pergi ke salah satu rumah sakit.

“disini tidak mengeluarkan surat keterangan narkoba , ech maaf bebas corona, Pak”

Demikian penjelasan Satpam.  Antara percaya tidak percaya Mukidi menrobos masuk dengan alasan mau ke toilet.  Tentu paham betul protokol kesehatan yaitu wajib memakai masker dan menjaga jarak.

Nona cantik devisi humas tersenyum dibalik maskernya dibuktikan  sorot matanya menyinarkan keramahan.

“baik bapak, bersedia skrining kesehatan Covid 19”

Nah ini baru humas jempolan. Mukidi mau bersalaman tetapi dia langsung ingat bahwa bersentuhan tangan sementara dilarang BNPB.

Si Mbak menguraikan prosedur dengan sabar tetapi jelas.  Agar tidak terjadi salah paham di masyarakat bahwa  tidak ada surat keterangan negatif corona.  Rumah Sakit hanya mengeluarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan atau Medical Check Up (MCU)

Pertama mengisi formulir soal gejala corona yang dialami, riwayat perjalanan ke luar negeri dalam dua pekan terakhir, riwayat kontak dengan pasien positif, dan lain-lain.  

Kedua MCU yakni, pemeriksaan fisik, berat dan tinggi badan, ukur tensi, tes darah, dan rontgen paru. Perlu ditekankan, tes MCU bukan tes virus corona. Sebab, hasil tes MCU tidak bisa menunjukkan apakah seseorang positif atau negatif corona. 

Hasil MCU dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala corona, maka tidak akan di tes swab atau usap lendir. Padahal, untuk mengetahui seseorang positif dan negatif corona caranya yakni dengan melakukan tes swab.

Mukidi cepat dan sigap mengisi formulir, diserahkan kemudian langsung masuk ke ruang pemeriksaan fisik.  Hanya berselang 2 jam MCU  selesai

“hasil test bisa ditunggu, Bapak bersedia atau kami kirim via email ?”

Mukidi tergagap bersebab pikirannya entah kenapa melayang layang memikirkan usianya yang hampir menginjak 40 tahun tetapi belum mendapat jodoh.

“ ee - ech baik saya tunggu saja, biaya pemeriksaan berapa Mbak?”

“ Rp. 275.000 Bapak, silahkan ke bagian pembayaran”

Menunggu di bulan puasa memiliki 2 makna.  Pertama tidak merasa bosan apalagi di tempat super nyaman dan dilayani baik petugas. Kedua waktu beduq maghrib masih cukup lama, hitung hitung ngabuburit (istilah orang Bogor) sampai rumah langsung berbuka puasa.

Beberapa warga juga duduk di ruang tunggu pada posisi berjauhan (physical distancing). Seorang satpam mondar mandir kiri kanan depan belakang entah sedang latihan baris atau memang demikian protap petugas keamanan mengawasi (mencurigai) tetamu.

“ Mister Mukidi bin Mukzizat  plisz go to front office”

Ruang senyap , tidak ada tetamu menyahut.

Panggilan diulangi 2 kali masih tidak ada tetamu beranjak dari tempat duduk.  Satpam bertindak. Mendekati seseorang udik yang tampaknya pantas bernama Mukidi.

“ ya ya saya sendiri Mukidi bin Mukzizat, maaf tertidur”

Satpam tersenyum sadis dibelakang masker, tergambar dari sorot matanya membuktikan dia bener bener geram bukan kepalang.

“ Thanks Sir you are best healthy, congratulation”

Weleh weleh Nona Bule ini ternyata petugas laboratorium.  

“Wah,  tengkiu tengkiu Non”

Mukidi menerima seberkas map hasil pemeriksaan MCU.  Gembira bukan main, berarti bisa bebas mudik jalan kaki. Berbekal surat memambah semangat bersebab salah satu syarat sudah terpenuhi. Bebas melenggang pulang kampong walau nanti ditengah jalan di cegat petugas.

Sesampai di kontrakan Haji Rosyid, terlihat teman teman sekampong sudah berkerumun menunggu sang idola.

“hush hush bubar, jangan berkerumum”

Mukidi membubarkan massa.  Bisa sih bubar tetapi teman teman menyampaikan dan meninggalkan satu opsi  tuntutan sebelum pergi. Tuntutan  itu tampaknya sudah disiapkan sebelumnya berupa satu bentuk tulisan diatas karton.  Karton warna merah bertulisan hanya 3 kata pakai spidol hitam.

Mau tahu isi tulisan teman teman Mukidi….?

(bersambung,….)

 

Salamsalaman

BHP, 050520

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun