Sabtu pagi, 2 Mei 2020 dilaman WA seorang teman pensiunan curhat.
"saya tidak bisa ambil uang pensiun di ATM, bagaimana dengan teman teman"
Serta merta berhamburan jawaban. Terbagi 2 jenis jawaban, namun lebih banyak yang telah sukses ambil pensiun. Hanya 2 pensiunan bernasib sama, kebetulan berdomisli dekat teman curhat yaitu di kawasan Depok Jawa Barat.
Beberapa teman menggunakan Bank Rakyat Indonesia (BRI) seperti juga awak mendapatkan kemudahan. Persis satu hari sebelum awal bulan kami menerima SMS dari BRI yang memberikan kabar gembira bahwa dana pensiun sudah tersedia lengkap dengan jumlah. Alhamdulillah senangnya hati ini, tinggal menentukan kapan berkesempatan pergi ke anjungan ATM untuk bertransaksi.
Ada juga pensiunan yang tidak mau menggunakan jasa Bank. Bapak Ibu pensiunan tersebut lebih suka mengambil tunai di Kantor Pos atau ada juga di Gedung Asabri Cawang. Alasannya logis. Pertama bisa berjumpa dengan teman lama untuk kengen kangenan (sekarang wajib pakai masker dan jaga jarak). Kedua sebagai hiburan jalan jalan diluar rumah selama masih sehat walafiat.
Pulang ambil pensiun bisa mampir di pasar, beli oleh oleh untuk istri atau diri sendiri juga tak lupa untuk cucu. Belanja kebutuhan sehari hari juga sekalian bayar tagihan PLN, PAM, Jasa Internet, dan Telepon serta beli pulsa jangan ketinggalan. Masih banyak uang sisa untuk kebutuhan lain. Tak kuatir banget kekurangan uang karena kehidupan pensiunan tidak sesibuk ketika masih "manggung".
Inilah nikmatnya orang pensiunan. Paska dinas tetap mendapat santunan dari negara. Jumlah uang memang tidak terlalu besar namum untuk kebutuhan standar cukuplah dipakai sebulan. Syukur syukur masih ada tambahan penghasilan halal berupa kontrakan rumah / toko atau dari honor mengajar dan hasil menulis serta menerbitkan buku.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 selama masa pembayaran pensiun di Kantorpos adalah penerapan physical distancing ketika sedang melakukan antrian serta disiapkan tenda dan kursi di luar apabila di dalam ruangan tidak mencukupi saat menunggu giliran.
Sebelum memasuki Kantorpos kepada setiap pengunjung dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun oleh petugas dan disediakan tempat cuci tangan portabel serta hand sanitizer di loket pembayaran.
Bulat air karena pembuluh
Bulat kata karena sepakat
Selamat puasa hari kesepuluh
Hari kemenangan semakin dekat
Ketika memasuki pensiun tahun 2010 awak mengikuti prosedur baku tata cara mengambil pensiun. Pemerintah menawarkan akan mengambil uang pensiun dimana, di Kantor Pos terdekat atau di Bank, langsung saja jawaban Bank. Pasalnya ingin bebas menentukan waktu mengambil uang.
Ketika itu para pensiunan tidak diperkenankan menggunakan ATM.
Menurut penjelasan Pegawai Bank, sejarah pembatasan tidak pakai ATM ditujukan untuk pengamanan saja. Pernah terjadi seorang pensiunan terkaget keget ketika catatan di ATM dana tinggal 100.000 rupiah. Usut punya usut ternyata pak tua yang mulai pikun lupa bahwa Beliau pernah meminjamkan ATM berikut PIN kepada cucu tersayang.
Kemudian berlaku lagi peraturan para pensiunan wajib membuat laporan berupa mengisi formulir yang diketahui oleh Lurah. Formulir ini dimaksudkan guna identifikasi bahwa si Bapak Ibu Pensiun masih hidup. Waduh segitunya ya. Waktu berjalan terus manusia semakin pintar bersebab dibantu teknologie informasi modern.
Kini para pensiunan di perkenankan lagi mengunakan ATM. Berbaik hati pihak manajemen Bank mungkin didasari peri kemanusiaan, maklum sudah pada sepuh. Hanya saja uang pensiun tidak bisa serta merta di ambil di ATM. Pensiunan wajib lapor langsung ke Bank bersangkutan untuk membuka Blokir. Ahay cerdas juga orang Bank. Blokir bisa dibuka sesudah dipastikan si Bapak Ibu Tua masih ada dimuka bumi sembari menyerahkan Buku Tabungan dan KTP.
Kisah pensiunan dan ATM pada hari ke 10 Ramadhan 1441 Hijriah diakhiri dengan satu kalimat ungkapan terima kasih. Corona memaksa pihak Bank tidak melakukan blokir uang pensiun. Bisa jadi kebijakan ini didasari upaya mematuhi himbauan Pemerintah agar para pensiunan tidak berkerumun di Bank. Yes sesuai physical distancing dan stay at home.
Salamsalaman
BHP. 03052020
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H