Seandainya ada bayi dilahirkan pada musim pandemi corona jangan jangan dikasih nama Jenuh Bin Bosan. Â Maaf, Maksud awak peristiwa itu bisa menjadi kenyataan ketika sang ayah bernama Bosan. Â Kedua sang istri ketika hamil ngidam jenuh. Â Maka jadilah si anak di akte kelahiran tertulis nama Jenuh bin Bosan.Â
Santai Bro artikel ini sebentuk satu gurauan saja ditengah kegalauan selama hampir 2 bulan dirumahkan. Anda tentu sudah merasakan sendiri bagaimana hidup hanya sebatas ukuran luas rumah. Tergantung rumah type berapa anda tinggal. Â Namun satu hal yang dapat dipastikan seberapa luas dan sempitnya tumah anda maka faktor kebosanan dan kejenuhan itu pasti menghampiri.
Seandainya anda  dirumahkan hanya sepekan atau 20 hari masih  bisa ditoleransi suasana hati ini.  Namun ketika  PSBB diperpanjang lagi (entah sampai kapan) berakibat ilmu  kesabaran sudah hampir kehabisan stock.  Manusiawi ya,  Iy iyalah manusia itu makhluk sosial (apalagi orang sini) kemana mana selalu demen ngobrol.  Hiburan ? Tentu bertemu teman cipika cipki,  makan dan dolan adalah ciri khas saudara senusantara.
Memang kondisi di rumah saja kita bisa ngobrol di medsos. Beda lho ngobrol via media sosial. Kurang benyawa kata teman dekat awak. Â Media sosial its oke sebagai pengganti diri menyapa teman. Ketawa di medsos selalu diwakili symbol wajah ngakak dengan gigi tampak 5. Kurang sreg bro. Tidak bisa dibedakan antar ketawa ngakak atau hanya sekedar tertawa basa basi. Â Lihat saja sebelum pandemi corona, orang ngobrol malah bisa ngakak keras sepanjang hari. Â Jujur ya. Â
Demikian pula kalau bersedih terlihat ait mata meleleh. Â Enaknya lagi ngobrol sembari minum kupi same ruti kata orang Pagaralam Sumatera Selatan. Intinya wahai corona segeralah dikau minggat. Â Awak tak tahan lagi diirumahkan, apalagi sebentar tiba hari lebaran. Â Sudah cukup banyak pembelajaran dikau tinggalkan yang selama ini kami sepelekan terutama kehidupan rumah tangga. Â Benar adanya rumahku surgaku.
Kembali ke topik Jenuh bin Bosan punya tanggal lahir yang persis dengan Non Pandemi Lurus Korona. Â Mengapa begitu ? Ya logika berjalan 2 bayi tersebut dilahirkan 30 April 2020 di bidan yang sama. Â Suami istri bersepakat untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa tersohor sepanjang abad 20 maka sijabang bayi diberi nama Pandemi Lurus Korona. Deal.
Saya memang agak jenuh.  Mulai bosan walaupun ada kegiatan rutin menulis  Untunglah ditengah kejenuhan itu saya menerima sapaan dari Bapak Dahlan Iskan di media Whats App.  Tak pelak semangat ini naik kelevel optimal.  Bertegur sapa dengan orang besar, terkenal mantan Direktur PLN dan Menteri BUMN apa tidak membanggakan.
Jadilah hari hari bertambah kegiatan melongok web DIsway.id  Disinilah terdapat kumpulan tulisan Pak DI yang selama ini saya terima dari berbagai WA Group. Kini bisa langsung ke sumbernya dan tentu bisa pula meninggalkan jejak di web tersebut  pada kolom komentar.  Alhamdulillah menulis gaya Pak DI memang asyiek dan enak dibaca. Tulisan hari ini Kamis 30 April 2020  bertajuk Super Tembaga nan berkisah tentang Durian Bangka
Wawasan wartawan senior ini begitu luas menapak seantero dunia. Wajar saja tulisan tulisan beliau banyak diminati pegiat medsos. Kini atas seizin beliau (sebenarnya ngak perlu minta izin ya basabasi.com) saya menjadi distributor tulisan Pak DI. Â Artikel itu tak elok dinikmati sendiri maka awak share lah di Facebook dan di hampir 30 WA Group.
Salamsalaman
BHP, 300420