Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lengang

25 Maret 2020   17:06 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:29 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman facebook bertanya "Uda TD sedang  berfoto dimana ?"  Bisa jadi beliau mengira awak sedang berwisata ke Pulau Dewata,  Tidak salah juga mengira demikian karena foto itu mengambarkan suasana sepi. Memang Hari Raya Nyepi jatuh pda hari Rabu 25 Matret 2020 yang dinyatakan sebagai hari libur nasional.

Dokumentasi 3 foto ini bukanlah di Denpasar Bali. Tetapi di jalan masuk ke Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP) Kelurahan Dukuh Jakarta Timur dari arah Jl Raya Bogor. Lengang. Suasana disini juga sepi seperti di Pulau Bali bersamaan Umat Hindu berada dalam rumah masing masing. Dilarang melakukan kegiatan apapaun oleh siapapun.

Seperti awak tulis di posting sebelumnya boleh jadi Hari Raya Nyepi adalah Lockdown sesungguhnya. Tanpa diperintah tanpa dipaksa memang sudah terjadwal setiap tahun Pulau Bali senyap selama 24 jam penuh.  Paling tidak ada dampak positif menurunnya penyebaran virus korona bersebab warga tidak berkerumun, berleiaran, kelayapan dan bersentuhan.

dokpri
dokpri
Inilah hari ke 11 awak dan seluruh warga Ibukota dirumahkan.  Sebelas hari pula hari "libur" dimanfaatkan olahraga berjalan kaki bersama istri. Ketika hampir menyelesaikan prosesi olahraga kamiberbelanja di mart ujung BHP. Ternyata sepi sekali, hanya satu dua orang yang terlihat berjalan atau berbelanja. 

Memang tidak seperti biasa pada pukul 09.00 yang bisa dibilang tidak pagi lagi tetapi  di kawasan lengang. Tidak ada kegiatan masyarakat. Malah salah satu mart masih tutup.  Untung ada satu mart lagi diseberangnya masih melayani konsumen.  Entah kenapa pagi itu tidak terlihat warga lalu lalu lalng seperti hari hari biasa.  

Apakah kondisi sepi seperti ini sebagai satu petanda berhasilnya upaya pengumunan  stay at home. Jawaban bIsa iya bisa juga  tidak. Pemerintah memang telah melakukan sedikit upaya paksa membubarkan kerumunan.  Anggota Polri dan TNI dibantu Satpol PP rajin berpatroli membubarkan kumpulan warga di seantero pemukiman dan tampat berkerumun.

dokpri
dokpri
Sementara itu berdasarkan informasi dari detik.com  Pemerintah memperbarui data kasus akibat virus Corona (COVID-19). Hingga hari ini tercatat kasus positif Corona bertambah menjadi 790.

"Total kasus positif 790, ini angka kumulasi," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB di YouTube, Rabu (25/3/2020).  Data ini dihimpun hingga pukul 12.00 WIB hari ini. Dengan jumlah kasus itu, berarti ada penambahan 105 kasus positif Corona dari data sebelumnya.

"Ada penambahan kasus baru konfirmasi positif sebanyak 105 kasus," sebut Yuri.

Mengamati jumlah warga positif korona dari hari ke hari semakin meningkat siqnifikan mengidikasikan bahwa persebaran belum terkendali secara optimal. Upaya sosialisasi agar warga tidak berkerumun harus lebih  ditingkatkan lagi. Stay at home. Disiplinkan diri dan keluarga agar tidak keluar rumah apabila tidak terlalu penting dan genting.

Tetap berada dirumah adalah cara terbaik tidak tertular virus korona. Cuci tangan dengan sabun kemudian physical distancing. Kebersamaan rakyat dalam kesadaran penuh bahwa peran masing masing bersatu padu mengenyahkan virus korona daru bumi Indonesia. Waktu tidak terlalu lama bila kita melihat di Wuhan China  mereka sudah bebas dari virus korona. Bersama Kita Bisa.

Salamsalaman

BHP, 250320

TD

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun