Semangat pagi Rabu 19 Februari 2020 dalam kapasitas seorang pensiunan hari ini awak berangkat lebih pagi. Biasanya setelah shalat subuh mengaji sejenak dilanjutkan menikmati kopi hitam hangat meninkmati menu sarapan pagi
Setelah itu bersosial media membaca berita dan membalas sapaan baru kemudian menulis pantun atau artikel. Kemudian ketika mentari bersinar terang awak baru melakukan kegiatan rutin apakah mengajar, olahraga atau beringsut keluar rumah niat silaturahim sambil mencari atau tepatnya menghampiri inspirasi tulisan.Â
Intinya setiap kegiatan pasca pensiun tidak perlu pagi pagi banget apalagi tidak ada apel baris berbaris. Kita yang mengatur dan menikmati waktu sekarang. Potret kehidupan di sepanjang pagi nan cerah awak ditakdirkan bersua beberapa warga negara yang penuh semangat hidup.
Pertama bersua sopir gocar, berkisah tentang 2 anaknya. Cerita berawal ketika kami melihat disepanjang jalan anak sekolah berseragam pramuka. Setiap Rabu memang anak sekolah diwajibkan memakai baju coklat muda dan bawahan coklat tua.
"Pramuka semoga bukan sekedar seragam"
demikian Kang Yayat Sukarya sang driver berkomentar. Mudah mudahan pemerintah berkuasa menggalakkan kegiatan pramuka guna menjaga pemuda pemudi dari pergaulan tak terarah.
Kegiatan positif itulah diberikan Kang Yayat kepada putranya yang mendapat beasiswa kuliah di Lembaga Pendidikan Islam. Putrinya selain sekolah memilih ekstra kulikuler berlatih menari di anjungan jawa tengah Taman Mini.
Itulah semangat pertama. Semangat kedua awak saksikan seorang dosen sedang memberikan kuliah kepada 2 mahasiswa. Sepagi ini pukul 06.30 dr. Slamet Purnomo Sp F sudah memulai kegiatan. Luarbiasa. 2 dokter yang tadinya awak sangka calon dokter ternyata sudah berhasil menyandang gelar Sp F seperti "opa"