Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir| Menata Medsos Semakin Mahir

4 Januari 2020   19:07 Diperbarui: 4 Januari 2020   20:20 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pantun Hikmah Banjir

Tak mempan terbius sihir
Bersebab anda acap berzikir
Banyak hikmah terkena banjir
Menata WA semakin mahir

Selalu ada hikmah di balik musibah. Awak dan keluarga mengalami sendiri ketika air masuk kedalam rumah. Tentu repot juga tetapi itulah risiko berkediaman dibantaran kali.

Ketika memilih ingin menetap di kawasan ini sudah ada peringatan dari beberapa teman bahwa daerah ini ber resiko banjir, Namun kami tetap memutuskan tinggal di BHP tahun 2010 setelah purnabhakti bersegera meninggalkan rumah dinas.

Nah hikmah yang paling utama dirasakan adalah terkait media sosial. Repot juga paska banjir ketika membersihkan rumah dari kiriman sampah dan kotoran pengikutnya. Bersebab kerepotan itulah untuk sementara kebiasaan ber media sosial terganggu sedikit. Lupakan dulu ber chating ria.  Kami kosentrasi membereskan rumah.

Mrngurangi durasi  ber medsos bisa dikategorikan salah satu hikmah banjir.  Kenapa tidak. Karena ber medsos itu sebenarnya membuang buang waktu. Tapi sudahlah boleh juga kan berubah cara bermedsos dalam artian menggunakan waktu untuk hal hal yang lebih produktif.

Semoga dari pengalaman terkena banjir awak bisa menata kembali cara bermedsos khususnya whats app tidak sampai berjam jam. Waktu ter sia sia kan tanpa ada manfaat .Jujur saja selama ini agak jengah membaca isi medsos yang saling membully terkait banjir. Objektivitas seolah hilang semua bersebab berangkat dari kebencian.

Padahal seharusnya semua pihak mengurangi dampak buruk banjir. Akan lebih baik membantu warga yang terkena resiko banjir sebagai bentuk kepedulian sosial.  Nyinyir di medsos bisa jadi gambaran jadi diri kurang peduli justru malah membesar besarkan masalah bukan mencarikan solusi.

Bersebab anda acap berzikir
InshaAllah tidak merasa khuatir
Selalu ada hikmah terkena banjir
Peduli sesama banyak mengalir

Hikmah kedua awak merasakan kepedulian sobat cukup lumayan kepada .korban banjir. Banyak ungkapan ikut prihatin dari sobat kenalan dekat dan teman teman. Bahkan ada yang membantu dana walaupun kami menolak tetapi tetap saja di transfer. Sebenarnya kebutuhan membersihkan rumah sampai berhari hari memang memerlukan dana. 

Paling tidak untuk tanda kasih kepada beberapa teman yang ikut membantu membersihkan rumah. Juga keluarga tidak memasak sehingga membeli nasi padang yang praktis. Selain itu kepada para  pemulung dan pengumpul barang bekas patut diberi dana atas bantuan mengangkut segala macam sampah bawaan banjir.

Listrik padam selaam 12 jam.  Demikian pula air PAM tidak mengalir.  Ketika menghidupkan jet pump ternyata berasap alias tidak bisa digunakan karena ikut juga terendam banjir. Tindakan paling benar adalah mengeluarkan dana untuk membeli pompa air baru agar bisa  membersihkan rumah. Disinlilah kami menyadari bahwa betapa pentingnya keberadaan listrik dan air yang selama ini kurang diperhatikan.  

Mengatasi semua musibah kunci utama nya  adalah meningkatkan rasa syukur atas segala rahmat Allah SWT.  Terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu. Hal seperti ini membuktikan kepedulain sosial masih ada di kota besar seperti Jakarta. Saling membantu  tetangga mengalami musibah akibat cuaca ekstrim dalam 100 tahun sebelaumnya .

Di depan rumah terlihat banyak jemuran barang barang terutama kasur nan basah. Untungah tidak hujan sehingga barang barang yang basah tersebut lambat laun mulai kering. 

InshaAllah tidak merasa khuatir
Berserah diri ikuti takdir
Bukan banjir sembarang banjir
Karena banjir urusan cepat mencair

Pantun ketiga bern[mana karena ban jir urusan cepat mencair. Konotasi dari pantun tersebut mengisyaratkan bahwa segala persoalan bisa diatasi berkat kesabaran. memang perlu kesabaran luar biasa menghadapi musibah tak terduga seperti ini. Mau apalagi banjir tidak bisa ditahan dan juga tidakm bisa dicegah secara bersama apalagi perorangan.

Hari ketiga pasca banjir semua barang barang yang tidak sempat dipindahkan segera dikeluarkan. Masalahnya yang paling berat adalah kasur spring bad. Harus di cuci agar sampah yang melekat bisa dibersihkan. Demikian juga buku dan [pakaian yang lembab. Dijemur dihalaman depan dan belakang ditengah sinar matahari yang belum begitu panas.

Point yang ingin disampaikan disini adalah hikmah utama dari musibah banjir 2020 adalah menata diri agar lebih sigap termasuk menata medsos. semakin mahir dan beradab. Nyinyir tak ada guna dan manfaat bersebab didasari rasa tidak suka sehingga sangat subjektif menyerang Gubernur Anies Baswedan

Banyak pengalaman baru didapat mengingat baru kali pertama kami mengalami air masuk kerumah sejak 8 tahun tinggal di kawasan BHP. Memang agak letih juga berberes tetapi mengatur tenaga menjaga kesehatan dan bersikap ikhlas menerima musibah adalah cara terbaik menata hati menjadi lebih tenang.

Sa;amsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun