Baberes Pasca Banjir Melanda [sedih, beberapa koleksi buku terendam banjir]
Bagi seorang penulis buku adalah harta. Ketika bicara harta maka disana ada harga. Harga buku bukanlah dinilai dari biaya cetak dari kualitas kertas dan ketebalan namun lebih jauh dari itu buku adalah bukti kehadiran diri dimuka bumi.
Buku adalah mahkota seorang penulis. Laiknya sebuah mahkota maharaja maka disana ada kebanggaaan dan penghormatan. Alhamdulillah diberi kenikmatan kemampuan menuangkan setiap yang menghampiri diri dalam bentuk tulisan.
Semua berangkat dari niat berbagi kebaikan nan diikuti semangat dengan harapan setiap karya bersumber kreasi dan inspirasi betmanfaat bagi khalayak.
Oleh sebab itulah hati ini sungguh sangat trenyuh ketika banjir di tahun baru 2020 memasuki rumah. Beberapa koleksi buku tak sempat di ungsikan sehingga berakibat basah terendam selama 8 jam.
Ketika beberes terlihat di bagian bawah lemari perpustakaan tertumpuk buku merana kedinginan dan nyaris tak berdaya. Kami sekeluarga mengumpulkan beberapa buku yang masih bisa diselamatan di antara ratusan buku yang selama ini 25 buku sudah diterbitkan dan membeli buku guna penambah koleksi perpustakaan keluarga
Hari hari ini pasca musibah kami membereskan rumah dari kiriman sampah dan lumpur. Memang sangat melelahkan namun menerima cobaan ini dengan ikhlas adalah kekuatan untuk bisa bertahan. Mudah mudahan dengan bersikap demikian kami mampu bersabar dan tegar tetap bersyukur di beri nikmat iman taqwa dan kesehatan.
Tentu Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan menganiaya umatnya. Selalu ada hikmah di balik musibah banjir massal ini. Berpikir positif dan berprasangka baik atas segala sesuatu yang menghanpiri adalah sikap bijak.