Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedih, Koleksi Buku Terendam Air Akibat Banjir

3 Januari 2020   21:27 Diperbarui: 3 Januari 2020   21:35 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baberes Pasca Banjir Melanda [sedih, beberapa koleksi buku terendam banjir]

Bagi seorang penulis buku adalah harta. Ketika bicara harta maka disana ada harga. Harga buku bukanlah dinilai dari biaya cetak dari kualitas kertas dan ketebalan namun lebih jauh dari itu buku adalah bukti kehadiran diri dimuka bumi.

Buku adalah mahkota seorang penulis. Laiknya sebuah mahkota maharaja maka disana ada kebanggaaan dan penghormatan. Alhamdulillah diberi kenikmatan kemampuan menuangkan setiap yang menghampiri diri dalam bentuk tulisan.

Semua berangkat dari niat berbagi kebaikan nan diikuti semangat dengan harapan setiap karya bersumber kreasi dan inspirasi betmanfaat bagi khalayak.

dokpri
dokpri
Nilai kepuasan seorang penulis ketika artikel kreasi pribadi di kumpulkan dan akhirnya berbentuk sebuah kitab. Sejatinya memiliki buku buku yang tertulis nama pribadi di cover adalah kepuasan nan tak ternilai melebihi harta benda. Kepuasan itu hanya bisa dikalahkan oleh anugerah Allah SWT atas iman dan kesehatan.

Oleh sebab itulah hati ini sungguh sangat trenyuh ketika banjir di tahun baru 2020 memasuki rumah. Beberapa koleksi buku tak sempat di ungsikan sehingga berakibat basah terendam selama 8 jam.

Ketika beberes terlihat di bagian bawah lemari perpustakaan tertumpuk buku merana kedinginan dan nyaris tak berdaya. Kami sekeluarga mengumpulkan beberapa buku yang masih bisa diselamatan di antara ratusan buku yang selama ini 25 buku sudah diterbitkan dan membeli buku guna penambah koleksi perpustakaan keluarga

dokpri
dokpri
Sementara itu terlihat wajah ananda Renditya Ramdan fikri muram. Dia terdiam menyaksikan koleksi buku cerita yang di beli dan selama ini disimpan rapi tersiksa air. Memang ada beberapa buku bisa diamankan namun sebagian besar terpaksa dengan berat hati dibuang. Inilah pengalaman berharga pertama bagi kami dan seluruh warga Jakarta Tanggerang dan Bekasi dilanda air bah nan sungguh sangat luar biasa dan tak terduga.

Hari hari ini pasca musibah kami membereskan rumah dari kiriman sampah dan lumpur. Memang sangat melelahkan namun menerima cobaan ini dengan ikhlas adalah kekuatan untuk bisa bertahan. Mudah mudahan dengan bersikap demikian kami mampu bersabar dan tegar tetap bersyukur di beri nikmat iman taqwa dan kesehatan.

Tentu Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan menganiaya umatnya. Selalu ada hikmah di balik musibah banjir massal ini. Berpikir positif dan berprasangka baik atas segala sesuatu yang menghanpiri adalah sikap bijak.

dokpri
dokpri
Salah satu hikmah itu saya menemukan kembali beberapa buku yang selama ini ketelisut sehingga dicari cari belum ditemukan. Buku Hadiah Terindah berupa kumpulan puisi adalah karya ke 2 tahun 2012.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun