Aset terbesar dan terpenting kompasiana.com adalah penulis yang di sini disebut kompasianer.
Admin boleh gonta-ganti tetapi kompasianer abadi karena dalam kamus penulis tidak ada istilah pensiun.
Seperti juga manajemen taxi blue bird, CEO me wong ke driver bersebab ujung tombak pengais uang itu adalah sopir sekali lagi bukan administrator.Â
Sudah 9 tahun lebih saya mondok di kompasiana namun sampai saat ini belum jelas kedudukan ratusan ribu kompasianer.Â
Mau dibilang ujung tombak memang benar karena kompasiana tanpa ada tulisan ibarat gubuk reyot.Â
Mau dibilang owner tak berani bersebab memang tak diberi saham. Nah mau dibilang sebagai apa lagi penulis sekaliber Yon Bayu ini.Â
Paling tidak ketika diundang setahun sekali pada event kompasianival Mas Admin berdiri di pintu gerbang dengan senyuman menawan menyalami  satu persatu pahlawan.Â
Mas Yon Bayu juga seperti daku menulis adalah panggilan jiwa. Di media sosial face book, twitter, whats app media pers lain tulisan kami mendapat apresiasi khalayak.Â
Satu lagi uneg-uneg Mas Admin. Panggung besar di kompasianival itu tampaknya bukan hak milik kompasianer. Cape deh lagi-lagi jadi objek.Â
Kenapa sekali duakali si asset berharga yang dikau beri nama sayang kompasianer diberi panggung sebagai subjek untuk saling menyapa.
Kami hadir di pesta jangan sekedar disuguhi tontonan kurang menarik. Entah siapa nan bicara di atas panggung sana saya tak begitu peduli.
Mas Yon Bayu daku muridmu bukan dilihat dari usia tetapi dari masa kerjamu berdarah-darah di dunia tulis-menulis.Â
SalamsalamanÂ
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H