Makna yang terbersit dari sikap para pedengan kepala itu ada dua.  Pertama mereka tidak tau apa itu kabau.  Kemudian ada juga yang paham tetapi menyebut kabau itu dengan nama julang jaling. Seorang pedagang  mengatakan bahwa julang jaling itu memang terkadang  datang dari Sumatera khususnya propinsi Lamnpung. Â
Tetapi jumlahnya tidak banyak paling hanya sekarung. Â Pasalnya Kabau tidak laku dalam artian tidak bnyak penggemarnya seperi Jengkol yang sangat favoutie di betawi berua semur jengkol. Â Ya sudahlah, awak sudah menuntaskan janji, berburu kabau namun benda ini sudah langka sehingga tidak ditemukan lagi di Pasat Induk Kramatjati.
Kalau dipasar  terbesar saja tidak ada kabau atau tidak diperjual belikan maka secara logika kabau pun tak terdapat di pasar pasar lain di seantero Jakarta.  Ketika tulisan ini naik tayang awak iseng  iseng lagi denga  rasa penasaran mencari si kabau di dunia maya.  Oh ternyata di dunia jual beli on line ada si kabau.  Alhamdulillah, berita ini InshaAllah memjadi tulisan selanjutnya bertajuk Membeli kabau melalui fasilitas on line by beli beli, kaskus atau sejenisnya.
BHP, 22112019
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H