Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bolak Balik ke Margonda Depok

19 November 2019   18:01 Diperbarui: 19 November 2019   19:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

 Selasa 19 November 2019 saya menghabiskan seperempat hari di kawasan Margonda Depok. Wilayah ini tidak asing lagi karena memiliki kenangan tersendiri dalam sepotong perjalanan hidup. 

Tahun 1988 - 1990 bolak balik dari kediaman di Komseko Pasarebo ke Kampus Universitas Indonesia. Kuliah 4 semester di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dalam suasana sunyi. 

Belum begitu ramai maksudnya kendaraan lalu lalang sementara bis kuning tetap setia mengantar mahasiswa. Perkembangan jumlah penduduk diikuti usaha dagang sangat pesat di wilayah ini. 

UI tidak sendiri lagi, banyak perguruan tinggi membangun kampus baru terutama Universitas Gundarma. Saya kembali beraktivitas di Margonda dalam kapasitas Dosen dari tahun 2011 sampai 2017.

margo3-5dd3e3b0d541df290d5b4bd2.jpg
margo3-5dd3e3b0d541df290d5b4bd2.jpg
dokumentasi pribadi

 Selain itu bersama istri berkunjung lagi ke Depok ketika menghadiri wisuda 2 putra dan 1 putri di UI secara bergilir. 

Depok sudah menjadi kota satelit sesuai teori centripugal dimana ketika banyak orang berkumpul ( mahasiswa) maka ekonomi didaerah itu hidup. Depok yang dulu terkenal sebagai wilayah Betawi pinggiran juga dihuni Belanda Ketinggalan kini berubah drastis. 

Resiko macet sudah pasti, keamanan sedikit terganggu serta hiruk pikuk Mal, apartemen dan restoran seperti berlomba menggaet pengunjung. 

Nah mengapa lagi saya kerap hadir di Margonda ber jam jam. Apa urusannya kata pejabat tinggi ? Siap Boss ana mencetak buku disini. Paling tidak dalam sebulan 2 kali datang di Buring Digital Print. 

Alhamdulillah dengan berdirinya Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) maka proses menerbitkan buku menjadi lebih mudah dan tidak memakan waktu berbulan bulan. ISBN, editing buku dan cetak bisa dilakukan secara mandiri tidak terikat dan  ketergantungan pihak lain. 

margo1-5dd3e3d8d541df2874026db2.jpg
margo1-5dd3e3d8d541df2874026db2.jpg
dokumentasi pribadi

Itulah sebabnya saya sering ke Depok, mencetak buku sesuai pesanan. Proses cetak buku di Buring memberikan kepuasan maximal bersebab kualitas buku terjamin bagus, rapi dan kuat. 

Menunggu buku selesai dicetak sekitar 2 jam saya gunakan waktu untuk menulis, jalan jalan kesekitar Margonda dan menikmati kuliner maknyus. Tulisan ini ditulis sembari menikmati Mie Goreng dan kopi hitam di resto Es Teler 77.

Buku ke 24 bertajuk Selamat Bekerja Kabinet Indonesia Maju di cetak versi berwarna dan hitam putih. Pukul 17.30 sesuai janji buku selesai di cetak dan besok 20 / 11 siap dikirim by Tiki kepada para pemesan.

 19112019 

Salamsalamam 

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun