Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bir yang Satu Ini Halal

15 November 2019   19:04 Diperbarui: 15 November 2019   19:41 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membaca, mendengar dan melihat bir langsung saja persepsi warga melekat pada  satu jenis minuman mengandung alkohol.  Bagi umat islam bersebab mengandung cairan yang memabokkan maka dikategorikan sebagai minuman haram.  Namun minuman yang satu ini walaupun menggunakan kosa kata Bir dia di halalkan oleh para penggemar yang sudah paham.

Itulah kisah nyata yang awak alami Kamis, 14/11/2019 melewati tortoar Jalan Raya Bogor didepan Pasar Induk. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri seorang ibu menjual Bir.  Minuman Bir dingin  tersebut di beri nama Bir Pletok.  Tentu saja rasa penasaran ini mengebu  ngebu,  kog berani beraninya jualan Bir di tempat umum apalagi dikawasan mayoritas Umat Islam.

Tanya punya tanya akhirnya rasa penasaran itu terjawab.  Itulah sebabnya jangan dulu berprasangka buruk.  Malu bertanya sesat pikiran kata orang sekarang. Bang Taufik asli anak Betawi mengatakan bahwa Bir Pletok itu Halal seratus Persen Halal. Dijamin boleh dinikmati oleh siapa saja. Soal pakai nama BIR tentu ada ceritanya.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Berdasarkan cerita Bang Taufik dan kemudian di lengkapi catatan  wikipedia,  pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, banyak masyarakat Betawi yang tergoda untuk mencoba meminum bir seperti yang banyak dilakukan oleh bangsa barat. 

Namun setelah melihat efeknya yang kurang baik bagi kesehatan tubuh karena membuat orang menjadi mabuk dan selain itu juga melanggar ajaran agama maka Para Ulama ketika itu menganjurkan meracik minuman sendiri.

Orang-orang Betawi dikenal sebagai Muslim yang ta'at, maka berapa orang Betawi mencoba membuat minuman  yang dapat menghangatkan badan, tetapi tidak menyebabkan efek samping mabuk. Berhubung warna minuman keras Belanda itu sejenis wine berwarna merah maka dibuat sejenis minuman yang juga berwarna merah . 

Bersebab proses membuat minuman  terdari dari  campuran beberapa rempah, yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai. di tumbuk atau bahasa Betawi pletok maka jadilan dinamai Bir Pletok.  Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Hebat juga pemikiran Para Ulama Zaman Dahulu, hasrat warga asli Jakarta  ingin minum Bir tertunaikan tetapi tidak melanggar ajaran Agama Islam. Bolehlah pakai nama Bir tetapi yang bernama Pletok jangan Bir bermerk lain   Minuman ini dominan rasa jahe berkhasiat untuk memperlancar peredaran darah. Masyarakat Betawi banyak mengkonsumsinya pada malam hari sebagai penghangat.

Bang Taufik mengatakan yang berjualan Bir Pletok adalah saudara sekandung.  Bir Pletok di produksi di kawasan Condet tempat bermukim komunitas Betawi. Bir Pletok di kemas dalam Botol ukuran 500 cc. Dijual Rp.10.000,-perbotol. Warna merah dominant  diletakkan di pinggir jalan dengan spanduk kecil  bertuliskan Dingin Seger, Nikmat Mantep Halal.

Rasa penasaran dituntaskan ketika awak membeli satu botol Bir Pletok.  Memang nikmat, syedap seger dingin dominat rasa jahe. Tidak was was lagi bersebab minuman ini memang dijamin halal.  

Perhatikan dokumentasi diatas Bang Taufik mengenakan kaos dibagian belakang bertuliskan BIR PLETOT Peci Merah.   Boleh jadi inilah Brand sebagai pembeda dengan Bir Pletok lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun