dokumentasi trinews
Bukan saya. Itulah modal utama ketika share artikel seperti WA. Tidak lain maksudnya agar para pembaca merasa aman dan nyaman tidak menjadi tersangka terkait judul tulisan.
Modal Dengkul sejujurnya bukan profesi baru. Pekerjaan ini telah ada sejak zaman dahulu kala. Ini bukan profesi jahat walaupun sedikir nyerempet bahaya.
Profesi penghubung ada dimana mana, ketika diÂ
- Pemerintah sebut di pelobiÂ
- Perjodohan dikenal mak jomblang
- Bisnis di gelar brokerÂ
- Anggaran di hujat "banggar"
- Tanah, rumah dan mobil  diteriakin  caloÂ
- Pasar digelar makelarÂ
Profesi jasa ini kagak pake modal duit, kagak pula modal tampang, dia hanya modal air liur saja. Syarat utama pandai bicara. Â Bicara yang lebih kepada merayu wraga agar terpikat melakukan transakksi. Memang hanya bermodal dengkul tetapi mampu sebagai pihak ketiga yang berfungsi hubung menghubungkan.
Kalau berhasil ada persenan paling tidak uang muka di depan. Pelobi ulung perjodohan si Mak Comblang berpengalaman. Mereka semua menerima gajian terkadang milyaran terkadang ketendang. Hanya saja tidak terima rutin setiap bulan seperti pegawai tetap beneran.
Resiko pekerjaan terkadang di rajam kalau proyek ditelantarkan padahal uang sudah dicairkan. Acap kali terjadi ribut ribut ketika inkar janji. Pelobi berperan mempertemukan para pihak berkepentingan.Â
Kalaupun terpaksa ada kesalahpahaman terutama soal ribut ribut dari mana asal uang. Â Sekarang profesi pelobi 'kan dilegalkan katanya akan ada dana lobi di anggaran maksudnya di APBN. Oknum pemangku jabatan birokrat tenang bertandang mencari peluang di negeri orang kata pakar pemasaran wajar ada uang promosi di perdagangan.
Kode etik calo so pasti ada. Â Mereka percaya 100 persen yakin bahwa mengail ikan haruslah pakai umpan. Semakin besar umpan semakin besar peluang mendapat ikan. Â Hanya saja perlu hati hati jangan sampai umpan dimakan oknum calo bayangan. Â Itulah yang disebut senjata makan tuan. Â Waspadalah bersebab soal unag teman menjadi lawan, lawan menjadi teman. Aneh
Salamsalama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H