Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Soempah Pemoeda Hanya Dibahas Sebatas Edjaan Lama

28 Oktober 2019   07:23 Diperbarui: 28 Oktober 2019   07:23 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bukan sindiran tuan 

tetapi itulah kenyataan

edjaan lama ditulis soempah pemoeda

ya, hanya mengingat sejarah

betapa bangsa ini ingin merdeka

tak suka dijajah

ingin bebas 

ingin terlepas dari kungkungan

ingin mandiri membangun negeri sendiri

yes, itulah semangat

tertanam disetiap dada pemoeda saat itu

semua, tak pandang bulu

pemoeda atjeh, selebes nun jauh disana papua

semua ingin bebas merdeka,

kini tuan

apakah semangat itu bertumbuh

apakah semangat masih ada

apakah semangat itu telah pudar

karena sudah merdeka

apakah tidak ada tantangan lagi

jawablah wahai  tuan dan saudara

kemerdekaan sudah ditangan

penjajah telah hengkang

merdeka berdaulat sudah pasti

tetapi apa makna kemerdekaan bagi rakyat kecil

siapa bisa menjawab

siapa bisa menjamin kehidupan rakyat miskin

ketika merdeka hampir 75 tahun

kesejahteraan sepertinya di cicil

sementara yang tewas tak sempat menikmati

kesejahteraan sebagai warna negara terhormat

soempah pemoeda 1928

sumpah pemuda 2019

hanya diperingati

hanya dibaca

setelah itu selesai

kembali hidup dalam kedudukan  nestapa

sementara semangat itu sudah sirna

sirna ya sirna

perlukah di gelorakan lagi

siapa bersedia menyemangati

rakyat lemah tuan

bersuarapun  parau

dan soempah pemoeda  hanya dibahas

sebatas ejaan lama, sebatas, sebatas .....

itu saja

ruh semangat perjuangan entah hilang kemana

Salamsalaman

YPTD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun