Judul Buku : Panglima TANI Moeldoko
Penulis : Yayat Suriyatna dan Guntur Subagya
Penerbir : Indonesia News Network dan PT Global Mahardika Netama
ISBN : 978-602-342-099-8
Cetakan Pertama Juni 2018
Jumlah halaman : ix + 240
Ukuran buku 15 x 23 cm
Tak kenal maka tak sayang. Buku Panglima Tani Moeldoko Anak Tani Yang Jadi Negarawan saya terima langsung dari Penulis Mas Guntur Subagja ketika kami ikut kegiatan Home Coming Day di Kampus Depok Universitas Indonesia.
Tergerak hati menulis Resensi buku ini terkait dengan Kehadiran Bapak Moeldoko di acara Kuliah Umum Kebangsaan yang digagas Iluni Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Kuliah bertajuk Tantangan Ketahanan Nasional Masa Kini diselenggarakan Kamis, 17 Oktober 2019 di Kampus UI Salemba Gedung IASTH Lantai 3 Pukul 13.00 - 15.00 WIB.
Pertama judul buku dipilih penulis Yayat Supriyatna dan Guntur Subagja termasuk unik dan sedikit menggigit. Â Pasalnya seorang Panglima TNI menjadi Panglima Tani tidak jauh jauh banget ketika di telisik kosa kata TNI dan TANI.Â
Hanya menambahlkan huruf A maka jadilah TANI Â yang bermakna DR. Moeldoko memang tidak jauh jauh kehidupan dari dunia pertanian. Â Bisa jadi huruf A diartikan Andalan. Â Moeldoko diandalkan para seluruh petani Indonesia.
Tak Kenal maka tak sayang saya ulang lagi setelah membaca tuntas buku ini. Bisa jadi banyak masyarakat belum tahu bahwa sosok Jendral  dilahirkan di 8 Juli 1957 di kampung Desa Pesing Kecamatan Purwosari Kabupaten Kediri merupakan anak bungsu dari 12 saudara pasangan H. Moestaman dan Hj, Masfu'ah (halaman 3) . Â
Beliau sejatinya memang anak desa ayahnya bekerja sebagai pedagang palawija dan petani dalam konndisi serba kekurangan. Ibu Moledoko seorang ibu rumah tangga biasa mendidik 12 orang anak dalam segala keterbatasan namun mampu mengantarkan putra putri menjadi orang besar.
Perjalanan karier menjadi Panglima TNI tentu tidak ditempuh  biasa biasa saja tanpa prestasi.  Alumni terbaik Akabri 1981  (Adhi Makayasa) , penugasan pertama sebagai Komandan Pleton  Linud 700/BS Kodam VII / Wirabuana.  Pengalaman militer di Timor Timur 1984 Operasi Seroja  dan kemudian ikut dalam Konga Garuda  XI - A 1995.
Jabatan karier Kasdam Jaya 2008, bahkan pada 2010 mengalami 3 kali rotasi jabatan sehingga menjabat  Wakil Guberur Lemhanas 2011. Lanjut promosi Wakasad 2013 hingga Kasad akhirnya menjabat karier tertinggi seorang prajurit yaitu Panglima TNI.Â
Bidang Akademik S1 Universitas Terbuka 2001, Magister S2 di Fakultas Pasca Sarjana Fisip UI tahun 2005.  Rabu, 15 Januari 201w Panglima TNI  Jendral TNI Moeldoko meraih gelar Doktor dengan predikat sangat memuaskan di bidang Ilmu Administrasi. Disertasi : Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universits Indonesia.(halaman 71)
Mungkin tidak banyak yang paham bahwa Moeldoko selain seorang petani modern juga bergerak di sessi Ekonomi Syariah. Bersama KH Ma'ruf Amin pada tanggal 24 Maret 2018. dilantik  sebagai Pembina MES ( Masyarakat Ekonomi Syariah).  Jendral Moeldoko menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina MES sedangkan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Pembina.
Takdir membawa Jendral Moeldoko ke lingkaran istana setelah 3 tahun purnabhakti. Â Jabatan Kepala Staf Kepresidenan diemban akhir Tahun 2018. Loyalitas dan dedikasi diuji kembali ketika melaksanakan tugas berkaitan dengan keutuhan NKRI mengingat apapun kebijakan Presiden wajib di informasikan kepada rakyat Indonesia melalui media sosial.Â
Buku Panglima Tani paling tidak mendiskripsikan sosok Jendral Moeldoko dari sisi humaniora. Tak kenal tak sayang itulah yang bisa mengubah persepsi masyarakat terkait penampilan Bapak Moeldoko akhir akhir ini dalam kiprah lingkaran istana.  Ada sisi yang belum banyak di ketahui masyarakat  awam terutama ketika Jendral Moeldoko mendirikan Islamic Center di Jombang (halaman 27)
Salamsalaman
YPTD