Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Dia, Tak Layak Kutulis Nama di Sini

12 Oktober 2019   17:16 Diperbarui: 12 Oktober 2019   17:39 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan pembelaan bermuara pembalasan masyarakat Minang bukan main main.  Ketika Prof Emil Salim Tokoh Minang Kabau sekelas Bung Hatta, Buya Hamka dan Agus Salim di lecehkan.

Permintaan maaf oknum anggota DPR RI tidaklah cukup juga lemparan telur busuk kurang memadai. Nasi telah menjadi bubur kelanjuran perangai tak terpuji memuncak di acara Najwa.  Lihatlah nanti akibat yang dirasakan Dia seiring doa doa panjang nan dilantunkan masyarakat minang.

Ketersingungan luar biasa masyarakat adat bersendi syarak, syarak bersendikan Kitabulah ini ibarat bola salju menggilas perangai tak beradab dan beradat tanpa ampun. Waktu dan tempat menjadi catatan sejarah akankah terulangnya kisah si Malin Kundang anak durhaka ...

Prof Emil tokoh nasional nan bijak, bukan berang tetapi malah memberi nasehat.  Nasehat diberikan setelah dihina dipermalkan didepan umum. Kebesaran hati Prof yang sebentar lagi berusia 90 tahun sungguh patut jadi teladan ditengah kekecewaan Beliau merasakan  secara langsung perangai Dia yang berada di kursi Dewan Terhormat dan terpelajar.

Secara pribadi awakpun nestapa.  Pasalnya si Dia dilahirkan pada tanggal sama 7 Juli, dimana Bang Ali Sadikin dan Napoleon Bona Parte dan awak juga dilahirkan pada tanggal sama beda tahun. Kedua nama besar Dahlan tecemar bersebaab KH Ahmad Dhlan dan Dahlan iskan bisa jadi tersinggng. Ketiga bisa jadi akalu benar si Dia berdarah minang maka lengkaplah nestapa kami orang minang.

Seniman Sujiwo Tejo dan ribuan netizen bersuara. Sekali lagi tebu atau telor busuk sudah digenggam penjual tebu di pasar pagi.  Entah untuk siapa mungkin saja nanti apabila ada wajah serupa si Dia  menjadi sasaran lemparan telor busuk disana. Gemas nasional muncul akibat budi pekerti tak melekat di diri oknum si Dia.

Salamsalaman
YPTD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun