Ahad, 29 September 2019 saya digerakkan berjalan bersama anak kemenakan ke satu wilayah di kawasan Kramat Raya  Jakarta Pusat.  Digerakkan berjalan tanpa perencanaan.  Ternyata usia tua ini memang sudah acap lupa.  Lupa atas janji akan pergi ke toko buku untuk membeli kitab Dzikir dan Doa.
Niat bersama berpergian sebenarnya akan dilakukan hari Kamis.  Namun bersebab Jakarta masih dilanda unjuk rasa maka janji dibatalkan. Makan hari Ahad  janji ditunaikan untuk membeli 200 kitab Dzikir dan Doa.  Kitab ini dihadiahkan kepada suadara saudari guna  mengenang  40 hari wafat Bundo Kanduang Hj Husna Darwis, SH binti Haji Dahlan.
Pasalnya ketika asyiek ngobrol setelah main tennis tiba iba ananda Rendi menjemput. Ada tamu dari Bogor.  Kasihan juga Rendi berjalan 300 meter ke lapangan tenis. Sebenarnya sudah dihubungi via hand phone namun karena  asyiek ngobrol dering ponsel tak terdengarkan atau memang sedang di senyapkan.
Sementara Lisa dan Ria bertransaksi kitab pesanan saya  melihat lihat toko buku si Uda Buyung.  Tidak terlalu besar memang toko ini namun isinya luar biasa banyak sehingga memenuhi seluruh ruang toko sampai ke atap dan ruang belakang.  Tampaknya seluruh buku seragam dalam artian semua buku yang di perjual belikan adalah Buku Islam.
Para  pengunjung cukup ramai sehingga cendrung berdesakan di lorong lorong sempit diantara  rak buku. Tiba tiba terniat membeli Buku Karya Buya Hamka. Lengkaplah satu Toko Buku Islam bila memiliki koleksi karya mulia dan karya besar Buya Hamka.  Saya diantar ke satu Rak Khusus yang  ditempati seluruh Buku Karya Buya Hamka.
 " Bapak mau Infaq berapa ?
Saya tergagap dan sedikit bingung.Â
"Terserah Uda Buyung saja"
"Baiklah Pak ini Bukunya"