Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Good Political Will Libur Sekolah Selama Bulan Ramadhan

23 Maret 2019   20:33 Diperbarui: 24 Maret 2019   12:06 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersekolah memang tidak harus terus terusan datang ke tempat belajar sepanjang tahun. Ada saatnya libur bagi anak anak setelah mengikuti ujian akhir semester. Libur bagi anak anak adalah saat yang paling ditunggu tunggu bukan karena mereka jenuh belajar tetapi lebih dari itu liburan  sekolah adalah saat bermain dan wisata. Tentu saja pihak berwenang sudah  mengatur secara proposional  jadwal berapa lama belajar di sekolah dan berapa lama liburan.

Masa masa kecil adalah masa yang paling indah. Bermain bersama teman sebaya di satu lingkungan desa dan juga kota merupakan pengalaman yang tidak akan dilewati begitu saja. Kenangan seperti ini tersimpan di memory permanent dan kelak akan di buka lagi ketika reuni disaat sudah berkerja. Pengalaman berpuasa bagi anak anak adalah suatu perjalanan hidup dan kehidupan yang tak terlupakan karena setiap anak memiliki kenangan pribadi unik.

Oleh karena itu ketika Sandiaga Shalahuddin Uno menyampaikan kebijakan Liburan Ramadhan bagi anak sekolah maka serta merta ide cemerlang itu mendapat sambutan positif. Yes memang perlu Political Will untuk mengatur secara nasional kebijakan liburan sekolah. Seperti juga pada Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Sebelum Orde Baru.

Ibadah di bulan Ramadhan selain menahan lapar dan haus selama 14  jam juga memiliki beberapa prosesi dalam menguatkan ketaqwaan.  Sebut saja ketika sahur, anak anak dibiasakan bangun tidur menjelang shalat subuh. Ketika sahur membaca  niat puasa untuk hari itu kemudian bersama ayah ibu berangkat ke masjid menegakkan shalat subuh berjamaah.

Bertemu teman sekampong, berlari larian di serambi masjid adalah masa masa indah bagi anak anak. Ya tidak perlu bersiap siap ke sekolah karena Bapak Presiden sudah menetapkan selama puasa libur.  Inilah saat saat anak anak lebih banyak berada di tempat ibadah paling tidak mereka shalat 5 waktu di baitullah.

Ketika tiba waktu berbuka puasa maka suasana menjadi semakin seru.  Semua orang dewasa memiliki pengalaman tersendiri terkait mlototi detik detik jam dinding menjelang azan maghrib.  Sementara hidangan pembuka puasa sudah terhidang.  Biasanya anak anak lebih suka berbuka puasa di masjid bersebab akhir akhir ini hampir setiap pengurus menyediakan tajil.

Mata ya mata itu semakin semangat melihat sajian  cendol, kolak dan segala macam kue termasuk es dalam bermacam rasa telah tersedia.  Ya beduk itu telah ditabuh, maka bacalah doa buka puasa maka alangkah nikmatnya minum dan makan setelah menahan sepanjang hari.  Tidak salah apabila Pak Ustazd berkata bahwa salah satu kenikmatan didunia  karunia Allah adalah ketika berbuka puasa.

Shalat maghrib, kemudian shalat tarawih.  Biasalah anak anak anak anak riuh berdiri berjamaah dibarisan paling belakang.  Orang tua terkadang marah tetapi lebih banyak tersenyum melihat generasi pengganti sudah terbiasa ada di baitullah.  Inilah pengalaman ramadhan  secara utuh dirasakan anak anak sekolahan.    

Sekarang Bapak Guru dan Ibu Guru. Ada baiknya sebelum liburan selama sebulan itu anak anak diberi tugas.  Tugas sekolah yang tidak berat berat tetapi lebih pada laporan harian anak anak selama bulan puasa.  Ada buku khusus sebagai catatan atau agenda ramadhan dimana terdapat kolom kolom catatan shalat 5 waktu serta singkatan ceramah tarawih .  Tentu saja sebagai control anak anak di wajibkan minta tanda tangan Pak ustazd.

Pak Guru dan IBu Guru sesuai dengan tempat tinggal mengontrol dalam artian mengawsi anak anak walaupun bukan muridnya sendiri.  Inilah tanggung jawab moral guru dan juga ustaz serta orang tua agar anak anak menulis laporan harian apa saja kegiatan harian mereka.

Nah ada satu pengalaman yang ditunggu tunggu anak anak.  Apa itu.  Ya menginap di rumah kakek dan nenek.  Bisa jadi nenek berada di pedesaan atau menginap di rumah saudara ayah di kota.  Alanglah indahnya kehidupan masa kecil diisi suka dan duka kehidupan lingkungan.  Anak anak belajar bahwa kehidupan masyarakat tidak selalu indah, kepedulian akan lahir dimasa kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun