Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tukar Kartu Tukar

18 Maret 2019   15:11 Diperbarui: 18 Maret 2019   16:06 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

dokumentasi fintech

Dalam dompet Mas Tukiman tersimpan 7 kartu. Salah satunya Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kartu kartu lain jarang dipakai cuma jadi pajangan.  KTP jadi andalan bersebab semua urusan sebagai warga negara diwajibkan melampirkan photocopy alat pengenal tersebut.  Mulai dari urusan membuat rekening bank, urus bayar listrik sampai sampai persyaratan numpang nikah.

 Mas Tukiman merawat baik baik KTP Elektronik  disimpan rapi dalam dompet kulit hadiah dari calon istri.  Sebagai warga pendatang di ibukota Jakarta Tukiman tidak serta merta memiliki KTP. Perlu surat keterangan pindah dari desa sebagai salah satu syarat selain memiliki pekerjaan tetap.

 Sebelum mendapat kartu resmi penduduk Jakarta Mas Tukiman ditawari Kartu Selamat dari Sopir Bus. Pasalnya  dari Perusahaan Bus mewajibkan setiap pegawai punya tanda pengenal.  Tukiman memang bekerja menjadi kondektur kopaja rute cililitan - blok m. Kartu Selamat berfungsi sebagai identitas ketika di razia petugas.

 Berhubung penumpang semakin sepi maka Tukiman di rumahkan untuk sementara. Untunglah berkat budi baik tetangga dia diangkat menjadi Satpam RT. Diberilah Kartu Saptam berfoto seragam hitam.  Sekarang Tukiman memiliki 2 kartu. Karena berprilaku elok, bisa dipercaya dan jujur warga Kelurahan Bojo sepakat mengusulkan pembuatan KTP untuk Tukiman. Untuk sementara satpam di inapkan di pos ronda.

 Tukiman dipanggil ke Kelurahan untuk sidik jari, foto dan laser mata guna melengkapi data e Ktp.  Alhamdulillah KTP an Tukiman tanpa banyak halangan  dalam waktu sepekan selesai.  Tukiman terharu, seperti mendapat durian runtuh syha secara undang undang menjadi warga kehormatan Ibukota Negara Jakarta Raya.

 Dengan demikian Tukiman kini memiliki 3 kartu.  Kartu selamat dan kartu satpam   tetap disimpan sebagai kenangan perjunagan hidup di rantau.  
 Pada suatu hari ada pengumuman pembagian kartu sembako, kartu kesehatan dan kartu pelakjar serta kartu pengangguran..  Tampaknya Tukiman berpeluang mendapat 4 kartu tambahan itu bersebab dia sangat memenuhi syarat .

 Artinya Tukiman memiliki 7 kartu.  Hanya saja kartu tambahan itu belum bisa digunakan karena belum ada anggaran kata orang orang..  Tukiman sedkiit kecil hati sembaru mengguman

 "buat apa ada kartu kalau tidak bisa digunakan"  

 Akhirnya orang perantau ini memutuskan tidak terlalu memikirkan kartu kartu itu.  Dia lebih puas hanya memiliki satu kartu saja yaitu KTP.  Kartu ini tidak bisa ditukar dengan apapun.  Inilah identitas  sejati untuk membuktikan diri kepada calon mertua bahwa dia bukan warga  musiman..

 Mertua dan pihak keluarga besar wanita so pasti tidak bertanya kartu apa lagi yang dimiliki, paling paling disindir 

 "you punya kartu kredit atau ATM dari bank mana" ?

 Mas Tukiman merahasiakan bahwa dia memiiliki kartu sembako dan kartu pengangguran kepada calon istri. Dia tidak mau ketahuan atau tegasnya tidak suka dianggap orang miskin. Hanya orang tak berpunyalah berhak mendapat 2 kartu tersebut. 

 Guna memberi rasa nyaman supaya rahasia tak terbongkar, Mas Tukiman mengembalikan semua kartu kepada Pak RT. Dia berpendapat bahwa memiliki 1 kartu yaitu KTP saja sudah lebih dari cukup untuk semua urusan.
 ..
 Salamsalaman
 TD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun