Seorang intelektual di kalangan istana bukan membela Pimpinan mati matian tetapi tetap bersikap tenang ketika sang boss mendapat hujatan.
Bapak Presiden sudah tepat menghadirkan sosak Pejabat Setneg dan Seskab yang boleh dikatakan cukup sabar dan santun. Namun untuk juru bicara pengganti Johan Budi apakah sudah diangkat Juru Bicara resmi istana.
Atau Bapak Jokowi sudah cukup sendirian bicara di antara kesibukan kerja. Sementara pihak media disuguhkan orang istana yang rasanya kurang enak dipandang mata. Bahkan anak-anak kecil takut sehingga menghindar dari tontonan yang kurang memberikan contoh bagaimana bicara yang sopan santun dan enak dilihat.
Sesekali boleh juga Juru Bicara Istana itu seorang wanita. Banyak pilihan terbaik seperti presenter kondang Ira Kusno, Rossi atau Najwa. Kalau tidak Tantowi Yahya juga boleh agar masyarakat bisa lebih adem ayem menyaksikan Jubir yang selain cantik dan ganteng tetapi juga berkualitas intelektual.Â
Sehingga segawat apapun kondisi pemerintahan bisa di damaikan atau paling tidak Sang Jubir jangan sampai membuat suasana politik semakin gaduh.
Ya apa boleh buat, sementara ini untuk menghindar dari tontonan itu secara pribadi melakukan filter di televisi. Caranya simple yaitu mematikan atau memindahlan channel siaran TV ke hiburan nyanyian dan tarian, olahraga atau lawak yang sebenarnya lawakan.
Menghindari tontonan perdebatan pesohor penuh emosi kecuali Program Indonesia Lawyer Club (ILC). Datuk Karni Ilyas mampu menyuguhkan tontonan perdebatan menarik dalam artian bisa mengendalikan tingkah polah para pesohor yang terkadang lupa daratan.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H