sumber dokumentasi : steemit
Sebuah truk besar berhenti didepan rumah baru. Rombongan tukang bergegas menurunkan barang perkakas dan perabotan di depan rumah. Â Sang Pemilik belum tiba, rumah masih terkunci. Â Pak Sopir tampak menelpon ditepi pagar. "Pak Asgar, kami sudah sampai didepan rumah bapak" Â Tidak ada sahutan dari seberang sana. Sementara seluruh perabotan sudah diturunkan.
"hai boy sabar yak,  pemilik rumah sedang menuju kesini" inilah salah satu bentuk kebohongan publik. Menghibur model pak sopir yang dipanggil kemendan oleh anak buahnya.  Pasalnya sang kemendan yaqin haqqul yaqin Bapak Asgar akan tiba sesuai janji.  " siap kemendan, tapi haus  dan laper neh" . " ya udah melimpir sono kewarung pojok, makan sesuai jatah harian"  Kemendan dengan telunjuk tangan kiri menunjuk sebuah warung di pinggiran komplek.
Tak lama sebuah motor bebek  tiba di depan rumah.  Kemendan setengah berlari mendekat.  " Selamat siang Pak Asgar, semua perabot sudah diiturunkan"  Asgar menghela nafas " Baik kang Ajur. maaf saya terlambat, jalanan macet ada tabrakan tadi" kang Ajur ya itulah nama pak sopir.  Kemudian  setengah berteriak  " oooiii boys kesini semua, kerja kerja kerja"
"siap boss masih tanggung neh"  Asgar membuka pintu rumah lebar lebar dikuti kang Ajur.  Rumah baru perabotan lama karena sebelumnya pemilik rumah tinggal di rumah mertua. Selama tinggal di rumah orang tua istri pada paviliun sebelah,  suami istri ini  mencicil perabotan rumah mulai dari kasur, peraalatan  dapur, kursi tamu, sampai meja makan dan juga beberapa  lemari.
Sedangkan televisi dan kipas angin ditinggal bersebab Asgar sudah membeli  peralataan elektronik baru.  Rombongan tukang mengangkat perabot kedalam rumah.  Kang Ajur ikut mengatur dimana meletakkan perabotan sesuai fungsi.  Rumah type 70/150 cukup besar sehingga kelihatan seperti masih kosong ketika barang se-truk sudah dimasukkan kerumah.
"Terima kasih Kang Ajur, neh uang ongkos dan jasa untuk anak buah"  Ajur tersenyum tanpa malu malu dia hitung uang dari amplop.  Dia terkejut " wah koq kurang  dari perjanjian"  Tuan Asgar juga heran kog isi amplop  tidak sesuai perjanjian. " coba hitung lagi kang, rasanya tadi sudah cukup kog"  Sang kemendan pura pura menghitung, dia hanya bercanda dalam artian minta tambah tips. " hehehe, ya cukup, cuma...." Asgar tersenyum sembari membuka dompet.Â
Keluarga baru Asgar dan Zairina menempati rumah baru di kawasan Depok.  3 tahun tinggal di perumahan mertua indah ada rasa enak dan tidak enak.  Itulah sebabnya pasangan muda ini rajin menabung dan akhirnya punya juga rumah sendiri walupun dengan sistem kredit.  Bayar uang muka dulu, soal  cicilan bulanan InshaAllah bisa ditutup.  Kalau tidak maksa begini kapan punya istana maksudnya rumah sederhana.  (bersambung...) Â
Salamsalaman
TD
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H