Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Oknum Birokrat: Kalau Bisa Dipersulit Kenapa Harus Dipermudah

26 September 2018   06:14 Diperbarui: 26 September 2018   11:31 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya saya berkesimpulan percuma memaksa mereka.  Biarlah hari itu tidak mendapatkan hak kartu gratis. Kemudian  teringat dengan ungkapan jaman jahiliyah terkait kualitas pelayanan publik di negeri ini. "Kalau bisa di persulit kenapa harus di permudah"   Fakta, inilah  kualitas pelayanan publik buruk  yang masih bercokol di kepala oknum birokrat.  Kenapa tidak disederhanakan saja, toh bukti lain tanpa resi sudah cukup kuat. SMS di ponsel dan copy KTP ditambah surat pernyataan tanda terima sudah cukup sebagai pengganti resi.

Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa pelayanan publik di era reformasi sudah harus menerapkan akuntable dan transparansi.  Memberikan kenyamanan kepada konsumen adalah kewajiban penyedia pelayanan publik terutama yang menyangkut birokrasi.  Walaupun sudah diberi tahu manula membawa resi, bisa jadi tanda terima itu sudah hilang alias ketelisut entah kemana, maklum sudah sangat sepuh.  Apalagi jarak antara pendaftaran dan pengambilan kartu cukup lama yaitu 1o Bulan.

Oleh karena itu untuk pelayanan kedepan apabila ada manula yang tidak membawa tanda terima / resi,  tolong oh tolonglah dilayani dengan baik.  Jangan lagi beliau disuruh mondar mandir ke polsek minta surat keterangan kehilangan Kasihan. 

Perlu perhatian khusus mengingat orang orang tua sangat beresiko berada di jalan raya.  Trans Jakarta saya rasa sudah cukup baik di sektor pelayanan Bus sehingga tidak terlalu sulit mengubah jargon "kalau bisa di permudah kenapa harus di persulit.

Salamsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun