Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bersama Anak-Cucu Mencatat Sejarah Hadir di Festival Asian Games 2018, GBK

1 September 2018   20:37 Diperbarui: 2 September 2018   08:22 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

56 tahun itu bolehlah digenapkan hitungan setengah abad sobat. Itulah ulangan peristiwa besar di kawasan benua Asia. Tahun 1962 Presiden Soekarno meresmikan pembukaan Asian Games di Gelora Bung Karno (GBK). 

Kini ditempat yang sama Presiden Jokowi mengulangi prosesi ceremonial sebagai tanda di mulai pertandingan olahraga Asian Games 2018. Tidak usah dibahas kenapa baru setengah abad  kemudian Indonesia menjadi tuan rumah. Satu hal pasti penyelenggaraan Pesta Olahraga terbesar ke-2 di dunia menyimpan terlalu banyak kenangan.

Tentu saja kenangan manis kawan.  Kenangan khusus untuk Pak Presiden dengan motor gede masuk ke GBK.  Kenangan atas prestasi luarbiasa cabang olahraga Pencak Silat mampu meraih 14 Medali Emas. Kenangan ini membuahkan pelukan mesra Jokowi dan Prabowo yang di inisiasi oleh Hanifan  Yudani peraih medali emas.  Masih banyak lagi kenangan kenangan untuk pelaku utama Asian Games baik panitia, atlit penonton maupun rakyat Indonesia serta warga negara asing.

Tahun 1962 awak baru berumur 10 tahun.  Nun jauh di sana dusun  Tempino Jambi masih duduk di bangku kelas 4  Sekolah Rakyat (SR). Mana  pula anak anak di zaman itu paham apa yang terjadi di ibukota bersebab  belum ada teknologi informasi dan komunikasi secanggih 2018.  Bisa  melanjutkan sekolah saja sudah satu keberuntungan dan bekerja di  Ibukota.  Itulah alasan awak berniat keras mengajak cucu hadir di GBK  agar mereka bisa menjadi saksi sejarah.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Asian Games 1962 adalah Asian Games yang ke-4 dan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia dari tanggal 24 Agustus1962 sampai 4 September1962.[1][2] Sebanyak 1.460 atlet dari 17 negara berpartisipasi untuk memperebutkan  medali pada 15 cabang olahraga yang dipertandingkan, termasuk badminton yang dipertandingkan untuk pertama kalinya di ajang ini.[3]

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Bagi awak kenangan  tentu perlu di rakayasa.  Rekayasa prespektif positif berupa merencanakan dengan rapi kehadiran  di moment Asian Games 2018. Energy of Asia itulah motto kesatuan penduduk benua Asia dalam sportivitas olahraga.  

Bagi penonton khusus  diberi kemudahan bertempat tinggal di Jakarta dan Palembang,  peristiwa setemgah abad ini tentu harus dicatatkan pada Agustus 2018 dan kelak catatan tersebut menjadi sejarah bagi anak keturunan.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
2 kali sebelumnya awak hadir sendiri menyaksikan  pertandingan pencak silat di Taman Mini dan Volley Bal di area GBK. Namun kurang ada nilai sejarah walaupun reportase sudah di dokumentasikan. 

Sabtu, 1 Sepember 2018 pukul 08.00  kami sekeluarga sengaja ke GBK guna menyaksikan Festival Asian Games.  Awak dan Isteri, Ananda Rendithya Ramdan Fikri serta dua cucu Azka Zaidan Athallah dan Abidzar Zafran Nusantara.  

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Ada beberapa alasan logis mengajak serta dua cucu.  Keluarga kami menginginkan pada pesta Olahraga Asian Games  lima puluh tahun kemudian Azka dan Zafran bisa membanggakan bahwa mereka ikut sebagai saksi sejarah.  

Pasalnya usia harapan hidup manusia Indonesia hanya 70 tahun saja.  Artinya di Asian Games kesekian hanya buku yang bisa mewakili. Dalam kapasitas sebagai seorang jurnalis maka catatan reportase kegiatan sealau dirangkum menjadi buku.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Insha Allah limapuluh tahun kemudian kedua cucu nanti  berumur 57 dan 54 tahun. Mereka akan bercerita bahwa pernah  hadir di Asian Games 2018 dan bukti yang tak terbantahkan adalah buku Datuk Haji Thamrin bin Dahlan ibnu Affan. Indonesia berada di klasemen ke 4 memperoleh 31 Medali Emas 24 Perak dan 40 Perunggu

Kurs dollar 14.800 pada 1 /9/2018.  Ongkos taxi blue bird dari BHPJakarta Timur ke GBK Senayan seratus ribu rupiah atau 6.5 Dollar.  Inilah perbandingan yang bisa disampaikan Azka dan Zafran nanti.  Entah berapa kurs rupiah dibanding dollar tahun 2068 dalam rangkuman doa semoga kesejahteraan rakyat semakin meningkat.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Ayah Azaka Zafran tidak bisa ikutan pasalnya Ibu Astried menghadiri  wisuda S2 di Universitas Indonesia Depok.  Perlu juga diberitakan disni, Amelia dan Fauzan perlu memulihkan tenaga bersebab 5 hari bekerja keras di kantor masing masing.  Jadi kami berlima saja yang sempat menikmati Fastival Asian Games bersama puluhan ribu warga Jakarta dan sekitar.  

Untunglah kami datang lebih pagi sehingga antrian masuk belum begitu panjang.  Karcis masuk 10.000 rupiah per-orang sebagai tanda masuk di beri gelang bertanda barkot.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Azka dan Zafran dalam usia yang sangat muda  mampu berkomunikasi dengan baik sehingga bisa menikmati kemeriaan GBK.   Berhubung kami datang agak pagian maka beserta warga lain yang belum sarapan ikutan menikmati kuliner festival dengan harga 2 kali lipat.  " Datuk, kita tambah tenaga dulu,  biar kita kuat mengelilingi areal GBK" kata Azka . Betul GBK  sangat luas.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Boleh juga acungan jempol di berikan kepada Inasgoc sebagai Panitia Penyelenggara Asian Games.  Festival ini merupakan salah satu dari sekian banyak agenda yang digagas dalam rangka memeriahkan pesta olahraga terbesar di kawasan Asia.. Tentu saja tak terhindarkan warga saling berselfie ria dalam artian tidak hendak menonton pertandingan karena Ahad 2 September 2018 Pesta Olahraga akan segera ditutup.

Awak tak hendak secara rinci menjelaskan kehadiran kami di GBK, silahkan saksikan foto dokumentasi  berbicara.  Inilah alibi tak terbantahkan dalam cuaca suhu  cukup panas.  Padahal pagi hari di awal september 2018 sebagian kota Jakartta sudah di guyur hujan.  Mungkin inilah petanda masuknya musim hujan setelah musim panas melanda Indonesia 6 bulan lebih.

festival44444-5b8a9b87aeebe141cf78eb15.jpg
festival44444-5b8a9b87aeebe141cf78eb15.jpg
Pukul 11.00 kami sudah berada di dalam taxi.  Sudah cukup lah catatan sejarah di GBK yang akan menjadi kenangan tak terlupakan khususnya bagi kedua cucunda. Taxi 90.0o0, biaya tol 9.500 dan 6.500.  Tidak terlalu mahal biaya transportasi tahun 2018 karena kami menikmati 5 orang. Sebelum sampai di kediaman BHP mampir dulu di Tamini Square karena ada request Zafran   Minta dibelikan Nenek mainan bernama Ultraman.

Jakarta, 1 September 2018
Salamsalaman
TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun