56 tahun itu bolehlah digenapkan hitungan setengah abad sobat. Itulah ulangan peristiwa besar di kawasan benua Asia. Tahun 1962 Presiden Soekarno meresmikan pembukaan Asian Games di Gelora Bung Karno (GBK).Â
Kini ditempat yang sama Presiden Jokowi mengulangi prosesi ceremonial sebagai tanda di mulai pertandingan olahraga Asian Games 2018. Tidak usah dibahas kenapa baru setengah abad  kemudian Indonesia menjadi tuan rumah. Satu hal pasti penyelenggaraan Pesta Olahraga terbesar ke-2 di dunia menyimpan terlalu banyak kenangan.
Tentu saja kenangan manis kawan.  Kenangan khusus untuk Pak Presiden dengan motor gede masuk ke GBK.  Kenangan atas prestasi luarbiasa cabang olahraga Pencak Silat mampu meraih 14 Medali Emas. Kenangan ini membuahkan pelukan mesra Jokowi dan Prabowo yang di inisiasi oleh Hanifan  Yudani peraih medali emas.  Masih banyak lagi kenangan kenangan untuk pelaku utama Asian Games baik panitia, atlit penonton maupun rakyat Indonesia serta warga negara asing.
Tahun 1962 awak baru berumur 10 tahun.  Nun jauh di sana dusun  Tempino Jambi masih duduk di bangku kelas 4  Sekolah Rakyat (SR). Mana  pula anak anak di zaman itu paham apa yang terjadi di ibukota bersebab  belum ada teknologi informasi dan komunikasi secanggih 2018.  Bisa  melanjutkan sekolah saja sudah satu keberuntungan dan bekerja di  Ibukota.  Itulah alasan awak berniat keras mengajak cucu hadir di GBK  agar mereka bisa menjadi saksi sejarah.
Bagi penonton khusus  diberi kemudahan bertempat tinggal di Jakarta dan Palembang,  peristiwa setemgah abad ini tentu harus dicatatkan pada Agustus 2018 dan kelak catatan tersebut menjadi sejarah bagi anak keturunan.
Sabtu, 1 Sepember 2018 pukul 08.00 Â kami sekeluarga sengaja ke GBK guna menyaksikan Festival Asian Games. Â Awak dan Isteri, Ananda Rendithya Ramdan Fikri serta dua cucu Azka Zaidan Athallah dan Abidzar Zafran Nusantara. Â
Pasalnya usia harapan hidup manusia Indonesia hanya 70 tahun saja. Â Artinya di Asian Games kesekian hanya buku yang bisa mewakili. Dalam kapasitas sebagai seorang jurnalis maka catatan reportase kegiatan sealau dirangkum menjadi buku.