Ustazd Abdul Somad mengatakan Presiden Amerika Donald Trump adalah saudara sesama manusia dalam tingkatan ukhuwah insanniyah. Â Demikian pula persaudaraan dengan Warga Negara Indonesia yang berbeda aqidah dalam Ukhuwah Watnoniyah. Â Sedangkan tingkatan pertama adalah mempererat persaudaran antara umat islam yang di sebut Ukhuwah Islamiyah seperti persahabatan dengan Wakil Ketua Dewan masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Drs H. Syafruddin.
Inilah kelebihan UAS dalam menyampaikan pesan pesan keagamaan kepada umat.  Beliau mampu memberikan iktibar iktibar kehidupan sehari hari  yang mudah dicerna dan dimengerti para pendengar. Kecerdasan menjelaskan hubungan UAS dengan Donald Trump tentu lebih dimengerti umat dikaitkan dengan 3 Ukhuwah tersebut.  Artinya semua makhluk di muka bumi ditakdirkan untuk saling menjalin persahabatan tidak pandang suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
Ini kedua kalinya awak menyaksikan secara langsung tausyah UAS setelah sebelumnya di Islamic Book Fair (IBF) Gedung Convention Hall. Â Rabu, 25 Juli 2018 Pengajian Akbar Persatuan Umat Islam Untuk Kemaslahatan Bangsa yang digagas oleh DMI di Masjid Isiqlal dengan penceramah tunggal Ustazd Abdul Somad. Â Acara dilaksanakan tepat pukul 8.30 dihadiri ribuan jamaah yang disiarkan secara langsung oleh TV One.
Oleh karena itu Umat Islam Indonesia harus paham tentang posisinya dalam ukhuwah islamiyah, ukhuwan watonniyah dan ukhuwah insaniyah.  Masjid sebagai tempat ibadah wajib dimakmurkan melalui kegiatan yang berkaitan penghambaan semata kepada Allah  SWT. Sesuai data dari DMI bahwa 33 % umat yang shalat berjamaah di Masjid/Mushola.  Selanjutnya hanya 6 % Masjid yang menyampaikan dakwah secara keras dan itupun hanya di dengar oleh 2 %.  Dengan demikian tidak benar apabila  Masjid Indonesia dihujat sebagai sarang radikal.
Umat Islam sudah cerdas, seandainya ada penceramah dari mimbar  mengajak melakukan  tindakan radikal serta merta jamaah kompak menyuruh oknum ustazd tersebut turun. Oleh karena  itulah  para pendahulu bangsa ini meletakkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari urutan Pancasila. Dengan demikian selaiknya mayoritas umat islam memberikan perlindungan dalam kedamaian bagi saudara saudarnya ber beda aqidah.
Salah satu pertanyaan terkait jumlah jin.  Apakah jumlah jin  melebihi manusia.  Secara cerdas UAS menjawab bahwa tidak ada data konkrit dari sensus terkait jumlah jin. Beliau menjelaskan tidak akan berbicara apabila tidak didukung data dan fakta akurat seperti yang dilakukan oleh DMI.  Hanya saja prediksi bisa jadi jumlah jin lebih banyak karena syetan yang menggoda Habil dan Aqil masih hidup sampai saat ini  konsisten mengganggu anak manusia.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H