Teka teki yang selama ini belum terjawab tuntas adalah pertanyaan " mana yang lebih dulu hadir di muka bumi ini antara telur dan ayam ? tentu saja jawaban mudah sekali : kalau tidak telur pasti ayam. Nah ketikamenjawab ayam harus disertai dengan argumentasi, demikian pula kenapa ayam yang di ciptakan dulu oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Jawaban yang masuk akal dan hampir disepakati oleh para pakar adalah Ayam. Alasan nalar bahwa Tuhan Yang Maha Esa selalu menciptakan segala sesuatu sempurna. Tentu saja ayam itu jantan betina (sepasang) sehingga baru bisa menghasilkan telur. Ya sudahlah bagi kaum yang masih menganggap telur lebih dulu sekarang bisa bernafas lega. Pasalnya Telur lebih dulu menjadi pembicaraan nasional bersebab harganya melangit, baru kemudian diikuti harga ayam potong naik.
Ilustrasi ayam telur atau telur ayam diatas hanya  pengantar saja mengingat keberadaan di bulat putih itu sangat bersahabat dngan ibu ibu di dapur. Rasanya gimana gitu kalau tidak ada sebutir atau sekilo telur. Ketika harga telur melonjak mencapai 30.000 rupiah sekilo maka mulailah ibu ibu bertanya ada apa dengan mu wahai telur. Ibu ibu mana paham kalau soal telur itu urusan pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Ibu ibu hanya merengut kepada pedagang telur dan pedagang telurpun merengut kepada peternak. Demikian selanjutnya sampai  berita itu sampai di istana.
Seperti diberitakan KOMPAS.com --- Dalam sepekan terakhir, harga telur mengalami lonjakan lumayan tinggi di pasaran. Hal ini kemudian membuat pedagang, konsumen, dan bahkan pemerintah meradang. Ada apa sebenarnya? Terhitung sejak Jumat pekan lalu, harga telur ayam di pasar sudah mengalami kenaikan. Di Pasar Palmerah, misalnya, harga telur ayam tembus hingga Rp 29.000 per kilogram. Bahkan, ada yang menjual hingga harga Rp 32.000 per kg di tingkat eceran.  Sebelum harga telur berkisar  antara 16.000 -- 18.000 perak.
Awak tak  hendak menelisik kenapa harga telur itu masih bertahan di kisaran 28.000 pada pekan ke - 3 Juli 2018. Hanya saja harga makanan yang berhubungan dengan telur tentu ikut naik juga. Contohnya mei rebus telur ikutan naik, telur dadar, telur mata sapi,  gulai telur dan terakhir kegemaran awak teh talua (teh telur)
Baru baru ini ada operasi pasar dari Kementerian  terkait. Harga telur dipasok 19.500 perak, serta merta ibu ibu menyerbu pasar murah berebutan membeli walaupun hanya dibatasi 2-3 kilo saja. Heran juga pemerintah bisa menjual telur dibawah harga pasar. dari mana mereka mendapat pasokan telur ber ton ton itu. Apakah pemerintah berbaik hati mensubsidi ataukah memang punyak kebikjakan sesaat mengendalikan harga telur. Seorang ibu menyeletuk " kalau bigini adakan saja operasi pasar setiap hari, toh bisa menolong kami mendapatkan harga telur lebih murah"
Harapan ibu ibu sederhana saja. tolonglah bapak bapak istana dan jajarannya serius menata pola perdagangan sembako. Jangan terlalu sibuk menghitung hitung peluang capres dan cawpres. Cobalah cari jalan keluar permanent sehingga keluhan ibu ibu terkait telur dan sejenisnya tidak muncul lagi di viralkan media sosial. Bukankah apabila tuan tuan berhasil mengendalikan harga telur dibawah 20.000 sekilo nanti bisa dijadikan bahan kampanye diajang pemilihan presiden.
Uhf harga ayam potong ikutan naik. Ibu ibu mengelus dada, bagaimana ini gizi anak anak dalam masa perkembangan hanya mendapat asupan  tahu tempe saja. Tak dinyana dan disangka sangkan ternyata kini Telur dan ayam beranjak menjadi barang mewah. Paling paling untuk menghibur anak anak maka mak mak melakukanlah operasi dadar. Maksud awak telur sebiji di goreng ditambah tepung banyak banyak sehingga mengembang menjadi sebesar piring penuh. Makalah di potonglah telur dadar itu menjadi 8 bagian di berikan kepada anak anak tersayang. Inilah telur rakyat Indonesia sembari membayangkan betapa lezatnya menyantap pizza.
Salamsalaman
TD
Â