Catatan Budaya Thamrin Dahlan
Sumber : Detik.com
Luhut Binsar Pandjaitan dan Ratna Sarumpaet sama sama Cinta Tanah Batak dengan versi masing masing. Mereka berdua sempat bertikai atau beradu mulut ketika menyamakan persepsi dalam upaya membela kepentingan keluarga korban Kapal Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba.
Seperti diberitakan Tribunenews - Menteri Koodinator (Menko) Maritim berkunjung ke PoskoTim Pencarian KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin(2/7/2018). Tiba di posko, Luhut langsung menggelar diskusi dengan instansi terkait, di antaranya Dinas Perhubungan, Basarnas, TNI dan Kepolisian.
Sudah jelas dalam posisi kedudukan sosial Bapak Luhut dan Ibu Ratna memiliki kepedulian atas musibah yang terjadi di daerah asal mereka. Namun pada status berbeda tak pelak terjadi perbedaan paham antara keduanya. Masalah komunikasi publik merupakan kendala ketika masing masing pihak terlalu semangat mempertahankan argumentasi.
Lebih lanjut seperti dilansir dati Pantauan www.tribun-medan.com, diskusi membahas perkembangan evakuasi KM Sinar Bangun hingga perbaikan sistem transportasi di danau toba. Usai memberikan komentarnya. Tak disangka, saat hendak berbicara, ia malah terlibat cekcok dengan aktivis nasional, Ratna langsung memotong ucapan Luhut yang membuat Menko Maritim ini mengeraskan nada suara.
Kata orang bijak sesuatu itu ada masanya. Peristiwa yang terjadi hari ini akan menjadi catatan sejarah. Permasalahannya bagaimana bertindak untuk kebaikan sesama berangkat dari dari niat tulus membela kebenaran. Memang kebenaran itu nisbi namun kelak akan teruji ketika waktu berjalan. Nanti akan terlihat sesiapa yang benar benar jujur dalam membela kepentingan orang banyak.
Menjadi catatan budaya menarik peristiwa musibah Kapal Sinar Bangun sehingga mendapat perhatian nasional dan internasional. Kelalaian pemberi jasa transportasi air sesungguhnya tidak terjadi sesaat. Ada catatan catatan sebelumnya yang mungkin terbaikan terkait keselamatan penumpang.
Apalagi di kawasan destinasi wisata populer seperti Danau Toba seharusnya segala sesuatu yang menyangkut pelayanan publik di berikan secara profesional untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan.
Nantilah kita lihat satu moment pertemuan antara Bapak Luhut dangan Ibu Ratna pada acara Halal Bi Halal Warga Sumut yang lebih bersahabat. Tidak ada yang salah dan benar selama tindakan dan ucapan yang dilakukan didasarkan atas pembelaan untuk warga yang perlu mendapat bantuan .
Biarlah peristiwa ini menjadi pembalajaran sembari masing masing pihak introspeksi bahwa anda berdua adalah publik figur hebat yang selalu menjadi sumber berita.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H