Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Subianto Tidak Perlu Menjawab Siapa Elit Bermental Maling

30 Januari 2019   10:51 Diperbarui: 30 Januari 2019   11:10 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidak ada yang aneh pernyataan Prabowo terkait elit  bermental maling apabila runut kebelakang memperhatikan ungkapan Prof.  Dr. Soemitro Djojohadikusumo. 

Bukan secara kebetulan Begawan Ekonomi  Indonesia itu ayah kandung Parbowo Subianto tetapi takdir menorehkan  bahwa terdapat kesinambungan benang merah semangat membangun Indonesia  Raya. Ketika itu Prof Soemitro menyatakan bahwa 30 % Anggaran Pemerintah  di korupsi. 

Referensi detik.com

Siapa  lagi yang melakukan tindak pidana korupsi itu apabila bukan oknum  pejabat yang memiliki wewenang anggaran yang di istilahkan Prabowo  sebagai elit. 

Salah satu bukti penyalahgunaan wewenang tersebut kasus  E-KTP dimana terpidana oknum eksekutif dan legislative tega teganya  bekerja sama mengrogoti triliyunan uang negara. 

Memang tidak bisa  dibantah rumus Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) tidak terlepas dari 3  Faktor yaitu niat, kesempatan dan wewenang. Ketika ke -3 faktor  tersebut bersatu padu dalam satu ikatan maka tidak bisa dibantah lagi  tindak pidana korupsi akan terjadi.

Seperti diberitakan detik.com -  - Ucapan Ketum Gerindra Prabowo Subianto terkait elite goblok dan  bermental maling menuai polemik. Prabowo didesak mengungkap siapa elite  yang dimaksud. 

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat mengkritik  kesenjangan ekonomi di Indonesia. Menurut dia para elite rakus sehingga  menyebabkan kesenjangan semakin lebar. 

Sekarang mari dikerucutkan  siapa saja yang disinyalir Prabowo sebagai elit maling. Apabila factor  itu di fokuskan pada faktor wewenang maka bisa dipastikan para pemegang  kuasa anggaran atau perencana APBN. 

Wewenang itu melekat pada seorang  oknum elit oleh karena itu patut diduga kesempatan memiliki wewenang  dimanfaatkan bersebab memang sudah ada niat. Niat itulah yang mungkin di  istilahkan Bapak Prabowo sebagai elit bermental maling dan rakus.

Lebih  lanjut Ketua Umum Gerindra menyatakan "Jangan-jangan karena elite kita  yang goblok atau menurut saya campuran. Sudah serakah, mental maling,  hatinya beku, tidak setia pada rakyat. Mereka hanya ingin kaya," ujar  Prabowo saat berpidato di Gedung Serbaguna Istana Kana Cikampek, Sabtu  (31/3).

Pernyataan Prabowo serta merta menuai polemik. Banyak yang  berbicara dan banyak pula yang diam. Sebagian meminta Prabowo menunjuk  hidung siapa gerangan elit bermental maling. Sebenarnya ini termasuk  golongan pertanyaan orang zaman purba yaitu gaharu cendana pula sudah  tahu bertanya pula. 

Oknum maling uang negara secara sederhana  bisa dikerucutkan menjadi sedikit saja apabila dibandingkan dengan 250  juta penduduk Indonesia. Sudah pasti golongan rakyat kecil tidak  termasuk elit maling demikian juga petani nelayan dan buruh serta  pegawai kecil yang dipastikan tidak memiliki wewenang APBN dan APBD.

Jadi  siapa oknum elit maling tidak perlulah Pak Prabowo menjawab. Kalau  masih penasaran silahkan buka file KPK disana tercantum data elit  terpidana korupsi. Selain itu data rahasia KPK oknum elit si pemilik  wewenang anggaran yang sedang disasar. Kalau belum puas lihat yanya  Indonesian Corruption Watch (ICW) mereka juga punya data korupsi seperti  juga dimiliki oleh BPK. 

Hanya rumput yang bergoyang yang merasa  tersiksa ketika dinjak oknum elit maling bersebab mereka merasakan tubuh  yang menginjak kog berat benar (dosanya).

Salamsalaman

TD 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun