Kritik membangun memang sangat diperlukan dalam hidup dan kehidupan manusia. Saling mengingatkan bahasa santunnya. Sejatinya anak manusia itu tidak ada yang sempurna. Bisa saja dia salah entah disengaja atau tidak disengaja atau memang ilmu nya belum sampai. Jadi wajar saja apabila ada kritik disampaikan oleh sahabat bahkan lawan sekalipun. Ketika kritik membangun dapat diterima dengan lapang dada maka mulailah peringkat kedewasaan berpikir menjadi milik orang bijaksana.
Hoax berhamburan di media sosial berbanding lurus dengan kemajuan teknologi informasi. Perhatiakan di area publik tuan dan nyonya dengan mudah dapat menyaksikan anak manusia siapapun dia pasti asyik dengan diri sendiri. Era global atau istilah gaul zaman now manusia sebagai makhluk sosial lambat laun meninggalkan pola komunikasi tatap muka. Kini saya dan mungkin juga anda tampaknya sudah kepincut jatuh cinta kepada hanndphone atau ponsel.
Dalam genggaman tangan anda bisa melihat dunia. Dalam sekejap pula bisa memproduksi tulisan. Seyogyanya inspirasi tersebut bersifat positif untuk kedamaian sesama. Kalaupun tidak bisa memproduksi tulisan sendiri maka cukuplah hanya menjadi konsumen dalam artian menerima berita. Dipilih dan dipilah selanjutnya silahkan menjadi distributor apabila dinilai berita yang masuk ke ponsel itu layak di share ke group WA. Sebaliknya apabila berita itu sejenis hoax maka segera enyahkan pakai tombol delete.
Poin yang ingin awak sampaikan di sini adalah bahwa terdapat kesamaan antara Hoax Membangun dengan Kritik Membangun. Letak kesamaan itu pada kosa kata membangun. Oleh karena itu pada kesempatan ini untuk sementara tidak bisa disalahkan kecuali hoax membangun. Maka jadilah tumpuan kesalahan itu ditujukan ke istilah aneh bin ajaib sampai ditemukan lagi istilah baru yang viral bisa mengalahkan hoax membangun.
Nah solusi yang akan awak sampaikan kepada pencetus hoax membangun adalah mengeluarkan lagi satu atau dua istilah lain guna menghilangkan memori netizen terkait hoax membangun. Inilah salah satu peran BSSN positif mumpung netizen sudah paham bahwa ada satu Institusi Resmi Negara langsung di bawah Presiden yang khusus mengurusi Siber. Anda ada saran?
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H