Mengakhiri tahun 2017 manajemen destinasi wisata Taman Mini Indonesia Indah menyelenggarakan beberapa acara menarik. Salah satu dari unggulan acara itu di laksanakan di Anjungan Sumatera Barat. Apalagi kalau bukan makanan dan tarian serta pernak pernik budaya Minangkabau. Awak mendapatkan informasi bernada himbauan nuansa undangan dari Ikatan Warga Lubuk Jantan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
Tentu saja undangan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja mengingat darah minangkabau mengalir di tubuh Sutan Betawi.  Oleh karena itu bersegera menyusun rencana agar bisa menikmati masakan khas minang nan sangat terkenal enak. Walaupun lahir dan dibesarkan di Tempino Jambi keluarga kami terutama ibunda Hj. Kamsiah Binti Sutan Mahmud kelahiran Desa ikua Labuah Lintau Buo Lubuk Jantan tetap  mempertahankan gaya hidup orang minang.
Nampak para pengunjung cukup antusias mendengarkan bahwa ada orang asing yang begitu semangat meneliti tentang peran  Bundo Kanduang dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Reportase lengkap ada disini Profesor Eje Kim dari Korea yang Kagum dengan Minangkabau.
Setelah puas menyaksikan talkshow, sasaran utama awak selanjutnya tentu Teh Talua yang merupakan nama komersial dari Teh Telor. Inilah minuman segar sehat bergizi  tinggi yang merupakan kegemaran awak sehingga  wajib dipesan ketika menikmati hidangan di restoran minangkabau.  Berdasarkan pengalaman berwisata kuliner di  seantero negeri Teh Talua selalu disediakan restoran minang. Artinya  bukan restoran minang  kalau tidak mampu menyediakan teh talua. Itulah  indikator utama apabila sobat ingin menikmati masakan padang asli.
Sebenarnya lebih enak menikmati masakan padang bersama dengan kawan.  Awak lah berjanji dengan Gokter Gigi Nila Utama untuk bersama-sama mengudap teh talua namun apa boleh buat ada halangan yang tidak bisa dihindarkan bersebab ada kawan kami nan wafat di hari Jum'at.  Untunglah orang rumah bersama 2 anak menyusul ke Taman Mini jadi lengkaplah wisata goyang lidah.  Di hari kedua kami datang lagi, kali ini berserta cucu Azka Zaidan Athallah yang sedang liburan sekolah  di rumah nenek
Memang hebat orang minang berdiplomasi melewati lidah.  Inilah cara terbaik dan  paling sukses di dunia internasional. Siapa yang tidak tahu Rendang.  Inilah masakan nomor satu terlezat di muka bumi.  Bukan orang  Padang yang bilang tetapi keputusan menetapkan Rendang sebagai makanan terenak di keluarkan oleh badan wisata kuliner dunia. Jadi rakyat Indonesia boleh berbangga dan tak perlu pergi ke luar negeri untuk menikmati kelezatan Rendang, semua ada disini seperti bunyi iklan berjalan di televisi.
Perut sudah kenyang, tetapi nampak penjual pernik-pernik dan kaus wisata  bertuliskan taman mini  atau aksesoris  hari itu tampak merengut dan sedikit sedih. Betapa tidak seluruh pengunjung  tampaknya menghabiskan uang untuk makan dan minum.  Mana lagi tersedia  uang untuk beli segala macam hiasan. Para perantau ini memang cerdas, kapan  lagi bisa merasakan masakan kampong halaman, hanya setahun sekali sedangkan untuk beli pernak-pernik wisata bisa lain kali hahahahaha.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H