Kesempatan menunggu  digunakan calon penumpang dengan mengobrol, men-
chargeÂ
handphone dan yang tidak kalah penting adalah
selfie di setiap sudut gedung.  Bermacam gaya yang awak saksikan baik oleh anak muda maupun  emak-emak,  Ternyata ponsel itu berguna juga untuk mengirim kabar ke kerabat bahwa beliau sudah siap-siap akan
take off. Tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa 15 menit lagi kereta akan diberangkatkan para penumpang diminta antre di depan pintu masuk di lantai dua.
Wah antrian cukup panjang sampai ke belakang, untunglah awak berada diantrean agak di muka. Satu per satu penumpang melewati pintu dengan cara mengakses karcis kertas itu. Â Tentu saja dibantu petugas membantu menggunakan karcis yang menjadi penanda, ini tentu saja berbeda dengan penggunaan kartu seperti
 e-money yang biasa digunakan di
Commuter Line atau TransJakarta. Â Kami turun melalui tangga ke lantai 1 kemudian diminta berbaris rapi di belakang garis kuning sementara kereta sudah terlihat dari jauh.
Bersebab karcis tak bernomer tempat duduk dan nomor gerbong maka dengan sedikit berebutan penumpang memasuki kereta api.  Kesan pertama awak fasilitas transportasi ini memang mewah. Kesan kedua beruntung bisa menikmati dan bangga bahwa KA ini produksi dalam negeri. Kesan selanjutnya terdapat suasana gerbong sejuk dan tak kalah penting terdapat tempat men-charge handphone di sela tempat duduk nan empuk.
Alhamdulillah dengan 30.000 perak saja sudah dapat menikmati perjalanan selama 50 menit melewati lintasan kereta api yang cukup mulus. Awak pun tak memperhatikan stasiun mana saja yang dilewati karena asyik berbincang sesama penumpang.  Sembari ngobrol pada posisi tempat duduk  berhadapan-hadapan awak tersenyum geli melihat emak-emak di bangku depan teridur pulas.  Wak bukan menikmati wisata  kereta api di ruang  sejuk ini malah tertidur. Ya wajarlah  mungkin kecapean lama menunggu tadi.
Terdengar pengumunan bahwa sebentar lagi akan tiba di bandara Soekarno-Hatta, benar juga sementara di angkasa terlihat pesawat udara berseliweran  naik dan turun. Setelah turun awak melihat penumpang yang akan ke Jakarta sudah antre.  Inilah stasiun khusus KA yang terkoneksi dengan Skytrain.  Oleh karena itu kenapa tidak kita gunakan pepatah melayu "sekali dayung dua tiga pulau terlampau." Maka wisatawan lokal dadakan yang bukan mau naik pesawat udara bergegas naik ke lantai 2.  Di sana telah tersedia alat trasnportasi gratis yang menghubungkan terminal 1, 2 dan 3.
Skytrain atau nama  melayunya kalayang hanya terdiri dari beberapa gerbong saja. Di sana ada tempat duduk satu sisi selainnya berdiri.  Penuh juga para penumpang yang akan berpindah terminal. Waktu tempuh antarterminal hanya dua sampai lima menit saja.Â
Awak menyelesaikan  wisata hari ini dengan menggunakan Damri untuk pulang ke Pasar Rebo, Jakarta Timur.  Bukan tak mau lagi naik kereta api tetapi pengalaman sekali jalan sudah cukup memuaskan hati. Selain itu naik Damri bisa langsung sampai di depan rumah.
Poin yang ingin awak sampaikan di sini adalah bahwa rakyat Indonesia boleh berbangga memiliki alternatif transportasi ke bandara seperti kota megapolitan di negara tetangga. Selain menggunakan taksi, Damri atau kendaraan pribadi kini tersedia kereta yang aman cepat antimacet sebagai pilihan.  Memang perlu perbaikan di manajemen waktu, mengingat  setiap transportasi itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu, disarankan jika ingin naik kereta ke bandara sebaiknya memesan tiket via
online agar ada kepastian tersedia
seat sesuai dengan jam keberangkatan pesawat udara.Â
Tinggal 2 hari lagi perjalanan ke bandara Soekarno-Hatta dengan naik kereta memberlakukan tiket dengan harga promo. Tanggal 2 Januari 2018 tiket akan berlaku normal RP. 70.000,- . Â Oleh karena itu mari berwisata dan merasakan kemewahan kereta ke bandara Soekarno-Hatta dengan harga murah dan tanpa perlu membawa koper besar. Â
Selamat wisata
Salamsalaman
TD
Lihat Travel Story Selengkapnya