Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati ''City Tour'' Jakarta Gratis dengan Bus Tingkat Trans Jakarta

18 Desember 2017   19:55 Diperbarui: 19 Desember 2017   06:42 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bapak Bapak, Ibu Ibu dan saudara saudara penumpang yang terhormat,  selamat datang di Bus Trans Jakarta"  demikian terdengar suara pemandu  wisata menyapa para turis lokal. " Perkenalkan nama saya Minarto selaku  pemandu wisata di bus tingkat ini, Bapak Masno adalah pengemudi yang  akan mengantarkan kita ke tujuan wisata Kota Tua" Wah seperti naik  pesawat terbang juga neh ada kata sambutan tidak seperti bus tingkat  zaman dahulu milik PPD, sudah naik berebutan, dibus berdesakan, kotor panas  plus gerayangan panjang tangan alias copet.

Awak sebenarnya ingin  segera kembali kerumah setelah mengikuti acara 1712 di kawasan Monas.  Alhamdulillah tadi sudah meneggakkan shalat dzhuhur berjamaah di  Musholla kantor Bank Mandiri. Pukul 12.30 Area unjuk rasa  sudah mulai lengang, hanya  tinggal beberapa puluh peserta aksi protes  kebijakan Donald Trump terkait rencana memindahkan Ibukota Israel ke  Jerusalem.  Ahad di pertengahan Desember 2017 merupakan  kali kedua awak  hadir di Monas tempat berhimpunnya Umat Islam Indonesia bersilaturahim  menguatkan kesatuan persatuan sebagai bentuk kepedulian antar sesama  umat dunia.

 Masih terlihat wisatawan lokal dan  dari manca negara  berdatangan.   Panggung sudah mulai dibongkar, spanduk besar masih  terpampang digunakan warga untuk berselfie ria sebagai bukti (alibi)  kehadiran di acara 1712. Awak  keluar ke arah jalan Merdeka  Barat lumayan juga jauh berjalan sementara odong odong bersilweran  membawa wisatawan mengelilingi Tugu Monas.  

Unjuk rasa Kampong Tengah  sudah diatasi dengan sepuluh tusuk sate kambing madura plus es kelapa.    Lumayan mahal harga kuliner di daerah wisata, apa boleh buat perut  kosong tidak bisa diajak kompromi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dari jauh tampak Bus Bertingkat. Awak bergegas menghampiri dan  menyiapkan kartu bayar atau uang guna membeli karcis. Warga alumni 1712  antri di depan pintu Bus Trans Jakarta.  Seorang petugas berbaju batik  memberikan karcis.  

Calon penumpang terpesona dan surprise  ternyata  Bus ini tidak berbayar alias gratis.  Alhamdulillah. Awak  tak  hendak menanyakan kemana tujuan Bus yang penting menikmati dulu  kenyamanan dan kemewahan bus tingkat milik Pemda DKI Jaya. 

 Tentu para  penumpang berebutan naik ke tingkat dua. Tidak lain maksudnya agar  view  atau arah pandang lebih luas.  Sayang kursi di bagian paling depan  sudah terisi, awak memilih di samping kiri sembari menyaksikan  para pedagang lesehan jalanan menjajakan minuman segar dan kopi.  

Hanya dalam  waktu 10 menit isi bus sudahnypenuh, kira kira jumlah penumpang 80 orang tediri  dari kursi deret dua sebanyak 20 baris. Penumpang mengatur alat  pendingin dengan cara memutar pengatup ac diatas kepala masing masing.

 Bus  tingkat mulai bergerak. "Para penumpang yang terhormat.  kita segera  berangkat menuju tempat Wisata Kota Tua. "  Pemandu wisata memberikan  informasi, beliau berdiri di atas tangga tingkat 2. "Bus ini hanya berhenti di  tempat tempat khusus yaitu destinasi wisata sepanjang jalan sampai di  tujuan akhir Kota Tua Jakarta"   Lebih lanjut dijelaskan bahwa para  penumpang dilarang makan dan minum selama dalam perjalanan.  

Dilarang  pula berdiri karena bus ini di desain untuk penumpang duduk.   Ibu ibu diminta mengawasi anak anak jangan sampai terlepas  berlarian didalam bus.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
 Pemadu wisata juga menyampaikan informasi bahwa Bus Tingkat merupakan program spesial  Pemda DKI Jaya  untuk para wisatawan.  Awak lihat siang itu isi bus orang melayu semua, tak satu pun orang bule atau orang dari negara tetangga.  

Bus gratis ini ada beberapa buah melayani 5 trayek sesuai dengan tujuan wisata di sekitar  Ibukota.  Setiap hari Bus melayani wisatawan mulai mukul 10.00 sampai pukul 20.00, khusus untuk hari Sabtu dan Ahad bus  operasional lebih awal dan selesai pukul 22.00. Calon penumpang bisa naik bus di halte monas atau di tempat wisata sejarah.

Awak benar benar menikmati perjalanan ini.  Biarlah sampai ke kota tua dulu toch nanti dari sana bisa mengunakan transportasi commuter line menuju Stasiun Kalibata. Halte pertama Bus Wisata berhenti di museum nasional.  Sudah ada tanda atau rambu tertulis Bus City Tour.  Awak perhatikan hanya satu dua  penumpang turun sehingga penumpang yang antri tidak semua bisa diangkut.  

Maklum saja penumpang hari itu sebenarnya bukan berniat jalan jalan,  mereka  hanya ingin segera pulang kerumah, kebetulan ada bus gratis. Dalam hati terniat satu saat mengajak keluarga dan cucu   menikmati bus wisata tingkat dan  berkunjung  di setiap tempat bersejarah Jakarta.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Halte selanjutnya berhenti di Museum Arsip Nasional.  Disini tidak ada penumpang turun, bus terus melaju melewati Glodok  dan tak lama  tiba di Kota Tua. Sangat ramai dan jalanan sedikit tersendat karena macet.  

Calon penumpang baru terlihat sedang antri panjang mengular namun tetap tertib walaupun tidak diawasi Satpol PP.  Awak bergegas menuuju stasiun kota tua.  Ramai sekali hari libur ini sampai berdesak desakkan untuk mencapai gerbong Kereta Api tujuan Bogor.  

Alhamdulillah bisa duduk nyaman sambil termenung setelah menikmati kemewahan Bus Wisata Tingkat. Terpikir oleh awak alangkah indahnya seandainya Bus Tingkat Wisata ini tidak beratap seperti juga bus wisata di luar negeri.  

Penumpang di tingkat dua tentu sangat senang bisa melihat pemandangan kota lebih leluasa. Apakah niat itu bisa terwujud mengingat Jakarta saat ini musim hujan.  Ya sudahlah begini saja sudah elok.  Tak sia sia kemarin  membayar pajak bumi bangunan, ada juga hasilnya bisa dinikmati pelayanan publik gratis.  Terima kasih Pak Gubernur

Salamsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun