Orang baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Â Itulah definisi baku tentang orang baik baik. Â Bermanfaat dalam artian gemar menolong siapapun yang meminta atau bahkan tidak meminta bantuan. Â Bukan saja harta yang diberikan namun juga sikap sopan, santun, sapa salam dan senyum juga diturut sertakan ketika bersedekah. Â Kalaupun tak punya harta berlebih orang baik paling tidak dia akan mempersembahkan perilaku yang membuat orang lain merasa aman dan nyaman berada didekatnya.
Nah ketika kita bertemu dengan seorang dermawan namun suka ngomel bagaimana pula ini. Â Mungkin saudara dermawan yang berperilaku seperti ini tidak banyak satu diantara sejuta dermawan. Â Suka ngomel bermakna apakah dia tidak ikhlas memberikan sedekah ataukah memang demikian sikap perilaku alias tabiat bawaan. Â Entahlah.
Jadi orang baik itu ternyata tidak sekedar bermanfaat bagi orang lain namun akan lebih lengkap apabila di ikutipula  oleh sikap perilaku dimana orang lain merasa aman dan nayaman ketika ber gaul dengannya.  Dari sisi penerima sedekah atau bantuan berbentuk lain tentu ada rasa terima kasih ketika  mendapat pertolongan.  Sebaliknya apabila menerima sedekah disertai omelan atau apalah namanya tentu  menyakitkan hati. Dengan demikian bukan doa dhuafa mustajab yang beliau dapatkanÂ
Oleh karena itu dengat tidak berburuk sangka kita salut kepada perilaku orang baik apabila kedermawanannya disertai oleh satu variabel  yang ber azaskan Pancasila. Samapi terlalu jauh begitukah Pancasila di ikutkan ?  Tentu saja tuan, karena dunia ini sangat beragam (heterogen). Sesungguhnya Kedermawanan itu tentu memiliki nilai mulia apabila bantuan diserahkan tanpa mengenal diskriminasi.  Kedermawanan itu untuk semua tidak memandang SARA. ITULAH YANG DINAMAKAN KEDERMAWANAN PANCASILA.
Dalam pergaulan sehari hari kita banyak menemui orang baik. Â Kesempurnaan orang baik selain dia bermanfaat bagi lingkungan sekitar juga di serta dengan perilaku nan sopan santun sapa salam dan senyum. Â Ketika awak menggunakan fasilitas transportasi Gojek menuju kampus maka terjadilah dialog terkait kosa kata orang baik. Â Seperti biasa awak menyapa dari atas motor saudara saudara yang ditemui ketika melintasi perjalanan melewati kampung.
Bang Gojek, memberi komentar,
" Bapak banyak juga ya temannya"Â
Awak menjelaskanÂ
"wah tidak juga bang, hanya sekedar Say Hello, Assalamulaikum dan selamat pagi begitu saja"
Bang Gojek menambahkan
" bagus juga ya pak, saling menyapa Asalamulaikum  itu terkandung doa keselamatan ".
Awak menyahut pula
"Terbiasa begitu bang, malah saya bukan sekedar menyapa tetapi menyebut nama teman teman itu"
Bang Gojek
" pasti senang mereka"
"Wallahu alam"
Bang Gojek mendefinisikan orang baik dengan satu lagi tambahan kosa kata lagi.  Apabila tadinya ada 5 S, senyum  sapa salam sopan santun maka versi Bang Gojek menjadi 6 S yaitu tambah Selamat.  Selamat dalam artian jangka pendek tidak ada aral melintang dalam perjalanan selamat tiba di tempat tujuan. Makna  selamat dunia akherat untuk periode jangka panjang. Â
Selanjutnya selamat untuk jangka sedang adalah menyelamatkan orang lain dari perilaku yang buruk berupa ngomel tak karuan walaupun dikau dermawan. Â Ada juga warga tidak dermawan tetapi malah suka membuat orang lain tidak nyaman berada di sekitar oknum tersebut. Â Dengan demikian keluarlah istilah, apa kata dunia. Â Mari menyingkir dari orang-orang yang bertabiat seperti itu agar kita tidak ketularan., Tetap berteman tetapi sorry bukan bersahabat.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H