Warung Lestari  Ustazd Rouf menyediakan pecel lele, bebek goreng, ayam goreng, nasi uduk dan soto ayam. Rasanya dijamin maknyus asli masakan Lamongan. Silahkan mampir di Jalan Raya Bogor Km 21 dekat asrama komseko Polsek Ciracas depan Masjid Jami An Nur  Kelurahan Rambutan RW 05 RT 01 Jakarta Timur.
Tadi bada shalat Isya setelah taklim malam Jum'at baca Surah Yasin dan Rawi Maulid saya dengan Ustazd Ali Wafa menikmati bebek goreng. Mas Rouf menamakan dirinya dengan panggilan Maz Pay seperti yang tertulis di spanduk warung lestari. Entah bersebab apa Muazin ini suka dipanggil dengan sebutan itu. Â Mungkin karena beliau di masa mudanya adalah seorang voccalis rock.
Saya sudah mengenal Maz Pay beberapa tahun lalu di Baitullah Masjid  Jami An Nur.  Bapak dari 2 anak ini rambutnya sengaja dipelihara panjang alias gondrong.  Namun kegondrongan itu terawat rapi dan tidak dibiarkan terurai karena dalam seharian Maz Pay mengenakan kopiah hitam.  Di Masjid Jami An Nur dimana saya menjadi Pengurus, Maz Pay ditunjuk sebagai Muazin.  Suara Azan yang andangkannya sungguh  indah seperti suara Muazin Masjid Nabawi Madinah.
Â
Saya sudah mencoba seluruh menu sajian Maz Pay mulai bebek goreng, pecel lele, soto ayam dan ayam goreng plus nasi uduk. Â Hari itu sesuai pesanan keluarga saya memesan pula 3 bungkus yang terdiri bebek goreng, pecel lele dan ayam goreng untuk di bawa pulang kerumah. Â Sayang nasi uduknya sudah habis karena tamu yang menikmati masakan ini cukup ramai.
Ketika tadi tiba di warung yang berlokasi persis ditepi jalan tepat di arah putaran kendaraan dari pasar induk kami berjumpa dengan jamaah masjid jami An Nur. Â Mereka telah terlebih dulu makan di Warung Maz Pay. Tak lama datang pula seorang ibu warga Komseko yang baru pulang kerja memesan bebek goreng plus nasi uduk.
Ketika menikmati hidangan sembari ngobrol dengan ustazd Ali Wafa kami memperbincangkan tertang berniaga cara Ralulullah Nabi Muhammad SAW.  Ustazd Ali asal dari madura adalah seorang saudagar.  Beliau mempunyai lapak di kawasan komseko yang menjual terpal.  Ustazd  KH Muslich Ishaqi dan Ustazd Ali Wafa adalah imam masjid Jami An Nur mereka berasal dari Pesantren yang sama di Pamekasan.
Perbincangan kami terkait kesibuakan antara berdagang dan shalat  Alhamdulillah Ustazd Rouf dan Ustazd Ali dalam pengamatan saya selalu hadir shalat berjamaah.  Mereka bersegera meninggalkan perdagangan ketika masuk waktu Sholat.  Subhanallah, inilah ciri seorang mukmin yang istiqomah , lebih mendahulukan menghadap Illah dari pada terus melayani pembeli yang datang di waktu Shalat.
Ustazd Ali mengatakan, apabila ada tamu atau pembeli yang memesan terpal sedangkan terdengar suara azan maka di mempersilahkan pembeli menunggu atau paling tidak ada istri yang mencatat pesanan. Â Demikian juga dengan ustazd Rouf, beliau malah lebih dulu tiba di Baitullah untuk mengumandangkan azan. Â Saya terharu melihat keluarga muda ini hidup dan berkehidupan istiqomah menjadi muslim yang taqwa.
Poin yang ingin saya sampaikan disini sebagai iktibar bagi kita semua, bahwa kehidupan dunia ini akan semakin membahagiakan keluarga apabila dalam kapasitas apapun kita bertaqwa kepada Allah SWT. Berniaga boleh saja tetapi jangan sampai perdagangan itu melalaikan kita dalam menunaikan kewajiban sebagai muslim. Â Ustazd Ali malah mengatakan kini dia tidak saja meunggu pemesan terpal datang ke lapaknya kina saudagar ustazd ini telah mulai memasuki dunia jual beli via on line.
Jakarta, 12 April 2017
Thamrin Dahlan