Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demokrasi, Diskriminasi dan Toleransi; Semua Ada di Sini

31 Januari 2017   23:05 Diperbarui: 1 Februari 2017   06:32 3430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna Sejati Demokrasi dan Diskriminasi

Tidak usahlah buat defenisi defenisi – an tentang Demokrasi, Diskriminasi dan Toleransi. Semua orang juga paham bahwa padanan kosa kata dari bahasa Inggris  itu bila di Indonesia kan menjadi kalimat panjang. Semua orang juga paham bahwa 3 kata itu mudah diucapkan namun sulit di terapkan dalam kehidupan keberagaman.

Satu hal yang tidak terbantahkan bahwa 3 kosa kata itu tidak berdiri sendiri.  Ada keterpautan yang sangat erat ketika  seseorang pakar bicara tentang demokrasi maka dia tidak boleh lupa membahas tentang diskriminasi dan toleransi.  Sungguh naïf apabila topik toleransi dibiarkan sendiri tanpa melihat akar pemasalahan yang justru berangkat dari keburukan  demokrasi dan perilaku diskriminasi.

Baiklah kita ulang sedikit pengertian demokrasi secara sederhana yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.  Itulah roh demokrasi nan terlupakan, terabaikan dan terpinggirkan terutama pada sisi untuk rakyat. Ketika penguasa bicara tentang demokrasi  maka makna yang terkandung  dari setiap gerak langkahnya bahwa dia sudah menikmati kekuasaan yang didapat dari rakyat. 

Ketika masih berjuang merebut atau mempertahankan kekuasaan seolah semua oleh rakyat.  Nama rakyat dibawa bawa, nama rakyat kecil di gadang gadangkan bahwa perjuangan calon pembesar  itu murni oleh rakyat. Bulsit.  Sejarah mencatat banyak oknum pejabat melupakan dirinya dan juga janji janji  setelah tahta diletakkan di kepala.  Tidak banyak pejuang rakyat yang mampu memelihara ruh perjuangan, sebagian besar terpesona dan menikmati syahwat dunia.  Para pejuang yang masih konsisten inilah yang nantinya survive mendapat penghargaan dari rakyat sebagai negarawan. Sebaliknya yang lain terkena kasus KPK atau jatuh sakit merana karena mengkhianati perjuangan atas nama rakyat tadi.

Kini kita sampai ke kosa kata diskriminasi.  Pada dasarnya kehidupan manusia itu ketika dia dilahirkan maka tidak ada pilihan.  Itulah takdir apakah dia menjadi orang Padang, orang Madura atau orang Amerika. Nah ketika pemahaman intelektual bisa menerima kelahiran itu adalah sebuah takdir maka tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan apalagi dipertentangkan atad perbedaan fisik. Kulit hitam dan kulit putih, hidung mancung dengan hidung pesek, rambut ikal dan rambut lurus, wajah tampan dan wajah sedikit jelek  bahkan mata sipit dengan mata jeblok.   Inilah pemahaman sempurna yang selaiknya dimiliki oleh setiap manusia, sehingga tidak ada lagi percecokan karena kita berbeda.

Takdir itu Final

Justru soal anugerah dari Tuhan Yang Maha Pencipta berupa kondisi raga (fisik)  itu adalah suatu keniscayaan yang tidak terbantahkan.  Semua penciptaan Tuhan wajib diterima apa adanya dan tidak perlu diubah melalui operasi plastic. Menjadi pesoalan penting bagi dunia pendidikan apakah pemahaman non diskriminasi ini sudah diajarkan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Pada dasarnya anak manusia itu dilahirkan polos ibarat kertas putih.  Peran otrang tus dan guru menorehkan tinta emas di lembaran kosong tersebut .  Terutama tentang keberagaman dalam pendekatan perbedaan sebagai Takdir Illahi. Inilah makna sebenarnya dari Bhineka Tunggal Ika

Diskriminasi muncul ketika orang perorang gagal paham tentang makna sejati perbedaan. Inilah persoalan dunia, pertikaian antar suku yang bergerak meluas menjadi persoalan dunia. Mulai dari diri pribadi seseorang merasa lebih ganteng atau lebih cantik dari orang lain sehingga dengan seenaknya melecehkan kaum yang ditakdirkan berwajah buruk.  Ketika pemikiran itu berkolusi satu sama lain maka dia berkembang menjadi superioritas satu suku kepada suku kampong sebelah. Akhirnya meluas ke persoalan bangsa yang merasa lebih hebat dari bangsa lain.  Inilah akar munculnya keributan dunia karena masalah diskriminasi..  Mereka menganggap komunitas yang berbeda dengan dirinya adalah musuh. Uhf

Kini kita boleh bicara toleransi setelah memahami makna sejati dari demokrasi dan diskriminasi.  Sesungguhnya toleransi adalah obat mujarab untuk menghilangkan dan menyembuhkan penyakit salah kaprah demokrasi dan sikap keterlaluan diskriminasi.    Sikap Toleransi wajib di ajarkan dan diberikan kepada seluruh warga.  Toleransi yang bagaimana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari ketika berbenturan dengan varabel agama, social budaya, ekonomi dan masalah pertahanan dan keamanan.  

Toleransi adalah suatu sikap kedewasan dari orang perorang untuk menerima keberadaan orang lain apa adanya. Toleransi memiiliki tingkatan berskala besar.  Ada sumbu pendek itulah orang yang mudah terprovokasi karena sikap toleransi nya berada di skala rendah.   Ada pula sumbu panjang, inilah warga atau suku bisa jadi bangsa yang memiliki  kedewasaan dalam memandang setiap perbedaan itu adalah suatu anugreah. Toleransi seperti inilah yang kita harapkan dalam kehidupan antara anak manusia tanpa mengorbankan aqidah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun