Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Dia Ciri Khas Masjid Agung Palembang yang Tidak Terdapat Di Tempat Lain

16 Januari 2017   21:12 Diperbarui: 17 Januari 2017   06:09 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Lasykar Bertombak

Awak menunggu kotak amal beredar.  Ternyata tidak ada kotak amal yang digeser geser di depan jamaah.  Justru seorang petugas membawa kotak amal aktif  berjalan di antara syaf per syaf.  Lucunya lagi petugas itu membawa sejenis lidi panjang.  Fungsi lidi itu untuk medorong infaq jamaah yang tersendat di lobang kotak amal.   Ini dia salah satu tradisi khas Masjid Agung Palembang.  15 menit sebelum azan di kumandangkan seorang Qori Hafizd membacakan ayat ayat suci Al Qur’an.

Ketika waktu shalat masuk, terdengar dentuman beduk.  Beduk besar itu mengeluarkan suara dengan irama pukulan teratur.  Tidak semua masjid di era modern ini menfungsikan  bunyi beduk sebagai tanda di mulainya  shalat.  Awak menikmati suasana langka seperti ini.  Kemudian Muazin maju kedepan microphone mengumandangkan Azan pertama.  Suara mendayu mengalun dengan  nafas panjang sungguh sangat mengagumkan. Kemudian Jamaah menegakkan Shalat Sunah karena 2 rakaat .  Tradisi disini sejak zaman dahulu prosesi shalat Jum'at selalu ada 2 kali azan.

Inilah yang awak tunggu tunggu. Dari bagian pintu belakang 2 orang jamaah berbusana ghamis khas potongan lasykar memasuki ruangan utama Masjid.  Ke dua Lasykar ini masing masing membawa tombak.  Mereka berjalan ditengah tengah menapaki bentangan kain putih.  Jamaah yang duduk disekitar bentangan kain putih bergeser memberi jalan kepada 2  laskar tadi.  Setiba di depan mimbar tombak diserahkan kepada Bilal.  Prosesi penyerahan tombak sebagai pertanda nan bermakna amanah perjuangan harus dilanjutkan sampai akhir zaman.

Mungkin hanya di Masjid Agung Palembang terdapat tradisi prosesi tombak di bawa 2 jamaah kedepan mimbar.  Sewaktu awak mukim di Palembang tradisi ini telah ada, bahkan mungkin sejak Masjid ini di dirikan. Cita cita awak ingin menyaksikan kembali tradisi khas ini telah terpenuhi, Alhamdulillah bersama Rozie dan Muhtar kami bersama ribuan Jamaah menegakkan Shalat Jum’at  berjamaah pada tanggal 13 Januari 2017 bersamaan dengan 15 Rabiul Akhir 1438 Hijriah.

Semoga kehadiran kami di Masjid Agung Palembang menjadi catatan tersendiri dalam perjalanan hidup dan kehidupan.  Atas izin dan  Redha Allah SWT semua keinginan bisa terlaksana sembari menegakkan Sunah Rasulullah  Nabi Muhammad SAW dalam mendawamkan silaturahim pada setiap kesempatan

Salamsalaman

TD .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun