Kosistensi Menulis
Pertanyaan peserta bedah buku : "bagaimana bisa mempertahankan konsisten menulis ?" Inilah pertanyaan yang selalu muncul di setiap acara menyampaikan motivasi menulis artikel. Awak menjawab secara sederhana bahwa inspirasi menulis itu bukan ditunggu tetapi dicari. Mencari bukan berarti harus keluar rumah atau sengaja berkutat membuat sesuatu dipaksakan.  Memperhatikan  dengan cermat apa apa yang terjadi di sekitar anda maka itulah inspirasi.  Materi atau bahan tulisan dapat dipastikan ada disana.  Kini bagaimana anda menuagkannya dalam bentuk artikel.
Kejelian memperhatikan sesuatu yang terjadi di sekeliling anda melalui ketajaman intuisi  akan mampu menangkap inspirasi liar yang berkembang.  Inspirasi liar  bisa jadi di defenisikan sebagai sesuatu yang aneh dalam ukuran seorang penulis.  Aneh bin ajaib adalah sesuatu yang belum pernah dilihat , didengar, dialami sehingga menarik perhatian untuk di bahas atau dilaporkan ke public. Tergantung inspirasi tersebut berada di kategori jenis apa sehingga bisa  segera dituangkan dalam bentuk opini, reportase atau fiksi.
Tulisan bergenre opini biasanya awak dapat dari berita actual. Â Berita actual ditandai dengan ramainya perbincangan salah satu topik politik misalnya di media massa. Â Satu hal yang awak pasang wanti wanti menulis politik bukan sekedar ingin gagah gagahan bahwa kita mampu rembuk rasa namun lebih jauh dari itu upayakan tulisan member tawaran solusi di akhir opini. Â Selain itu opini hendaklah di tulis berdasarkan fakta autentik bisa dipercaya dengan menelusuri referensi terkait. Â Ada nilai akuntabilitas atau tanggung jawab moral penulis sehingga produk tulisan jangan sampai di golongkan Hoax. Kemudian posisi penulis handaknya netral jangan memihak kepada pihak manapun kecuali memihak kepada kebenaran.
Inspirasi reportase lebih mudah didapat. Â Kehadiran anda di satu tempat, pada moment peristiwa tertentu atau di waktu khusus sudah merupakan bahan tulisan. Reportase hendaknya murni berbentuk laporan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tanpa di tambah tambahi atau di kurangi. Â Sertakan pula dokumentasi foto sebagai alibi tak terbantahkan atas bukti kehadiran anda di moment tersebut. Cek lagi mreportase tersebut sebelum di tayangkan apakah kaedah 5 W 1 H sudah terpenuhi.
Menurut hemat awak menulis Puisi (Fiksi)  adalah representasi dari kegalauan jiwa.  Ketika inspirasi opini tak mampu dituangkan dalam tulisan maka sertakan;ah kepiawaian  jiwa.  Perasaan inilah yang menuntun jari di mesin ketik sehingga  dalam waktu sekejab terciptalah satu puisi nan indah mendayu dayu.  Inspirasi istimewa ini tak selalu hadir di hati dan tidak dapat dipaksakan.  Kristalisasi puisi sejatinya menggumpal di alam abstraksi melalui satu proses pendalaman jiwa nan dalam dan panjang. Yes menulis puisi tergantung suasana hati, sentuhan jiwa di tengah kegalauan menyaksikan  carut marut kehidupan  anak manusia di  atas bumi.
Melalui jurus  itu awak mampu memproduksi tulisan dalam kisaran 22-25 artikel dalam sebulan.  Tentu saja seperti orang kantoran tidak mungkin berkerja selama 30 hari dalam sebulan.  Sabtu dan Minggu libur demikian pula sang penulis.  Kecuali ada hal mendesak harus segera di publish maka bisa jadi dalam sehari ada 2-3 tulisan.  Dengan demikian dalam 3 bulan akan terkumpul 60-75 tulisan.  Inil dia modal utama menerbitkan buku setebal  200 halaman. Logis bukan sobat ?Â
 Demikian awak menjelaskan panjang lebar ketika menjawab pertanyaan audiens perihal bagaimana kita mempertahankan konsistensi menulis.  Acara yang diberi tajuk Carrier Opportunity & Motivation  in Nursing diselengarakan pada hari Sabtu 13 Januari 2017 di Kampus Akademi Keperawatan Jalan Merdeka 10 A Palembang.  Atas budi baik dan gagasan  Ketua Jurusan Akper Mas Budi Santoso dan Ketua Ikatan Alumni Akper Ibu Hijir acara yang dihadiri civitas akademika para Dosen dan Mahasiswa berjalan dengan lancar dan baik.
Awak memang sudah pasang niat jauh jauh hari ingin menyumbangkan 10 Buku Karya TD untuk Perpustakaan Akper.  Sumbangan buku dimaksudkan sebagai salah satu bentuk rasa terima kasih kepada almamater Akper tempat dimana  awak tahun pada 1970-1974 menimba Ilmu Keperawatan.  Ketika awak menayangkan foto bersama rekan Angkatan 4 seluruh hadirin terkesima.  Foto jadul 1974 itu adalah pose 7 mahasiswa  rapi berbaju kemeja plus dasi ketika selesai menghadapi ujian skripsi. Lokasi Foto istimewa diambil ketika berpose  di  Gedung Akper sehingga tak terbantahkan bahwa fotoitu bukan hasil rekayasa multi media.
Saksi hidup yang ada di dokumentasi foto pun ikut hadir.  Sedulur awak teman seperjuangan kuliah  Fachrurrozie Abbas  dan Muchtar Djailani  berdiri tegak ketika awak perkenalkan.  Perbandingan penampilan di Foto sejarah ketika masih mahasiswa dengan kondisi factual 2017 tentu beda.  Paling tidak foto imut anak muda ganteng kini tela berubah menjadi sesepuh pensiunan yang beranjak memasuki usia 65 tahunan.  Paling tidak kehadiran kami para Alumni memberikan bukti kecintaan abadi kepada Alamamater.  Tak tersa tahun depan 2018 Akper Depkes Merdeka 10A akan merayakan ulang tahun setengah abad. (1968-2018)