Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nilai Tambah Sarjana

11 Januari 2017   20:11 Diperbarui: 4 April 2017   17:38 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi TD

  

Jumlah kaum yang terdidik ini tidak banyak. Masyarakat Indonesia tidak banyak yang bisa mengenyam pendidikan sarjana. Jumlah mahasiswa secara nasional sekitar 4,5 juta orang atau atau hanya 1,8% dari penduduk Indonesia. Sedangkan angka yang produktif untuk kuliah adalah 19-24 tahun berjumlah 25 juta atau 10% jumlah penduduk. Jadi Angka Partisipasi Kasar (APK) yaitu jumlah yang kuliah dibandingkan dengan angka produktif kuliah yaitu 18%. Untuk APK jumlah tertinggi di Indonesia berdasarkan wilayah, penduduk Jogjakarta menempati nilai tertinggi 55% penduduknya kuliah disusul DKI 45%. (Sumber Web. UGM)

 Lulusan Perguruan tinggi (PT)  akan memasuki pangsa kerja. Sebagai seorang sarjana, jumlah mereka hanyah 10 % dari pemuda seumur yang beruntung mendapat kesempatan menikmati pendidikan di PT. Sarjana ini akan menjadi pemimpin bagi rekan rekannya yang tidak kuliah. Sebagai pelopor generasi seangkatan para sarjana ini harus menjadi teladan baik. Tanggung jawab moral terhadap generasi seangkatan dalam kapasitas  sebagai calon pemimpin pada masanya.

Keteladanan terbentuk selama proses mengikuti kuliah untuk menjadi seorang pekerja yang profesional. Sikap profesional itu paling tidak mencakup Ilmu Pengetahuan (Science), Ketrampilan (Skill) dan Sikap (Attitude).

Lulusan Perguruan Tinggi harus benar benar disiapkan oleh agar mereka siap pakai dalam arti mampu  membhaktikan diri kepada nusa dan bangsa. Seperti kita ketahui, posisi sentral pemuda dalam membangun bangsa terletak dari intelektual yang mereka miliki yang didapat selama kuliah di Perguruan Tinggi.

Professional

Ke- 3 kemampuan itu harus terintegrasi dalam tubuh dan jiwa seorang sarjana. Mereka wajib memiliki Ilmu Penegetahuan (Science) yang pari purna. Mahasiswa harus menguasai Ilmu Pengetahuan sesuai dengan bidangnya secara komprehensif layaknya seperti mengeja abjad dari A sampai Z. Di era globalisasi seseorang akan lebih unggul apabila dia memiliki spesialisasi dalam penguasaan suatu bidang pekerjaan. Persaingan pangsa kerja yang begitu ketat dan keras harus menjadikan Sarjana  mampu mengatasi  dengan memiliki Science yang bisa mengangkat derajat kehidupan dalam pemuliaan sebagai seorang ilmuan sejati.

Science wajib di simpan di memory permanent.  Fokus mempelajari Ilmu Keperawatan. Indikator bahwa semua ilmu pengetahuan sudah tertanam di compact disk brain yaitu tidak tergagap ketika ditanya tentang apa saja yang terkait dengan bidang keperawatan.  Seperti anda dengan lancar mengucapkan 5 sila Pancasila, demikian pula hendaknya dengan Ilmu Keperwatan.  Cara terbaik saving science adalah dengan banyak membaca, diskusi dan menulis.

Dalam bidang ketrampilan (Skill), mahasiswa selama dalam proses pembelajaran harus mampu menempa diri memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik. Berkomunikasi adalah modal utama untuk bekerja dalam sebuah tim di suatu organisasi. Kemampuan berbicara didepan public (public speaking), menyampaikan ide dan gagasannya secara sistematis merupakan kunci sukses dalam menempuh karier. Selain itu seorang sarjana sebaiknya mampu pula menjabarkan seluruh ide gagasannya dalam bentuk tulisan (writing)   Menulis adalah alat kelengkapan seorang intelektual, karena dengan menulis semua angan angannya bisa didokumentasikan dengan baik dan siapa tahu berguna dan bermanfaat bagi khalayak ramai.

Level penguasaan Skill harus berada di tataran I Do I Can.  Jangan hanya menguasai I Hear I Know atau I See I Understand.  Apalagi profesi perawat berbeda dengan profesi lain karena pekerjaan ini membutuhkan ketrampilan dalam melakukan tindakan keperawatan.  Jadi mahasiswa wajib menguasai semua perasat keperawatan  pada level I Do I can. Indikator keberhasilan penguasaan skill adalah perawat tidak ragu ragu melakukan tindakan keperawatan sesuai Standard Operasional Prosedure (SOP).

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, Agama, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar dan Pendidikan Kewarganegaraandan Etika Keperawatan  merupakan kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Kelompok mata kuliah inilah yang memberikan bekal kepada mahasiswa untuk mendapat pembelajaran tentang sikap dan perilaku. (Attitude). Seorang sarjana yang sukses harus dapat ditampilkan dengan sosok seorang warga negara yang baik. Intelektual muda ini akan menjadi teladan bagi lingkungannya, karena mereka mampu memberikan contoh sebagai seorang warga negara yang mempedomani Pancasila secara murni dan konsekuen dalam kehidupannya sehari hari. Generasi muda yang paham tentang Hak dan Kewajiban dan menjadi pelopor bagi perubahan (agent of change) bagi negaranya untuk pembangunan karakter bangsa kearah yang lebih baik.

Kata kunci keberhasilan pembinaan Attitude adalah keputusan memilih bergabung dengan lingkungan pergaulan terbaik.   Lingkungan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.  Anda harus segera hijrah dari lingkungan buruk agar tidak terkontaminasi dengan perilaku a moral.  Apalagi tugas perawat sangat mulia memberikan pelayanan prima kepada klien dengan tulus ikhlas sepenuh hati.  Jangan sampai melanggar aturan perundangan yang dikenal dengan malpraktek.  Oleh karena itu ada baiknya selalu mempedomani UU Kesehatan Nomor 36/2009 dan UU Keperawatan Nomor 38/2014.

Profesi Mulia

Nursing is the protection, promotion, and optimization of health and abilities, prevention of illness and injury, facilitation of healing, alleviation of suffering through the diagnosis and treatment of human response, and advocacy in the care of individuals, families, groups, communities, and populations. 

Posisi penting Perawat ketika dia telah berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu.   Sikap profesional itu harus terpadu, bukan hanya pintar tetapi tidak trampil.  Seorang sarjana  bukan saja sopan santun tetapi dia harus benar benar ahli dalam bidang ilmu keperawatan serta trampil. Kepada mahasiswa saya sering mengibaratkan seorang sarjana yang sangat pintar tetapi tidak trampil, ibarat seonggok pohon tinggi tetapi tidak rindang dan tidak berbuah. Demikian pula seorang saarjana yang trampil tetapi ilmunya tidak lengkap, dia ibarat seorang sopir metro mini, trampil mengendarai mobil tetapi selalu melanggar rambu rambu lalu lintas sehingga menimbulkan korban.

Jadi ke- 3 unsur  Profesional SSA  harus dimiliki secara ter integrasi dalan jiwa raga seorang sarjana. Jangan pula terjadi seorang sarjana yang sangat ramah dan tamah, sopan dan santun tetapi dia tidak mampu menyampaikan ide serta gagaasan di depan umum. Parahnya lagi dia tidak pula mampu  mendeskripsikan pola pikir dalam bentuk tulisan. Masa kuliah selama 3  tahun di Akper cukup menjadi masa yang paling penting dalam bagian kehidupan seorang anak manusia. Inilah masa emas mu, anak muda (the golden age)

Keberuntungan bisa menikmati pendidikan di Perguruan Tinggi patut  disyukuri. Hanya 10 % pemuda Indonesia yang bisa duduk di bangku kuliah. Setelah selesai kuliah nanti anda akan mendapat gelar kesarjanaan sesuai dengan bidang keilmuan, sementara teman teman seusia anda yang tidak kuliah mendapatkan juga gelar sarjana, yaitu sarjana kehidupan. Para pemuda yang tidak beruntung kuliah itu hidup dalam dunia yang keras, mohon maaf mungkin mereka hanya bisa mengandalkan ototnya untuk mendapatkan penghasilan. Sedangkan anda pemuda yang beruntung, jangan sampai menyia nyiakan kesempatan emas ini.

Bangga Jadi Perawat

Pengalaman selama 35  tahun meniti karier di pemerintahan dalam professi perawat sungguh merupakan  perjuangan membentuk personal branding. Kenapa kita tidak meniru sifat Para Nabi utusan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.  4 Sifat Nabi yaitu  STAF ( Shidieq, Tabligh, Amanah dan Fatonah) adalah Kualitas Personal Branding sempurna di kehidupan ini.

Nurses are the most trusted profession in the world, have so much to give. Show the world how wonderful we are by always putting your best foot forward not only for yourself, but for all of us in this wonderful profession! You go nurse!

Terus terang saya bersyukur dan beruntung di takdirkan kuliah di jurusan  keperawatan. Selama 4 tahun mengikuti pendidikan teori dan praktek di Rumah Sakit  Benteng dan Pertamina kami memperoleh Jiwa Care.   Ruh Pelayanan  itu tertanam sebagai bekal utama  ketika bekerja di Dinas Kesehatan Kerinci Jambi, Rumah Sakit Umum Palembang, Rumah Sakit Polri,  Dinas Kedokteran dan Kesehatan Polri  dan Badan Narkotika Nasional.  Dalam kehidupan sehari hari pada pergaulan masyarakat sikap kepedulian itu ternyata memberikan dampak positif bagi kesejahteraan kehidupan. 

Saya bangga menjadi perawat, saya tidak merasa rendah diri berada di lingkungan kedokteran.  Rasa percaya diri terbangun dari sikap Profesionalisme sejati sehingga pimpinan dan rekan sekerja respect terhadap kinerja kita.  Bertekad terus belajar menambah ilmu pengetahuan dan  mengasah ketrampilan menulis, computer, bahasa inggris, public speaking, communication sebagai Add Value (nilai tambah) dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja.   

Usaha dan Doa

Pesan untuk generasi muda berlabel sarjana. Bekerja saja dengan baik, Tuhan tidak akan menyia nyiakan perjuangan.  Lakukan setiap pekerjaan dengan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab didasari oleh loyalitas dan dedikasi  mutlak kepada kedinasan bukan kepada boss.  Terus lanjutkan pendidikan sampai ke jenjang akademik tertinggi karena sesungguhnya Ilmu lah yang mengangkat derajat kehidupan seseorang.   Bekrja memiliki makna seperti  menanam benih dan pada saatnya ada waktu untuk menuai, Itulah falsafah nenek moyang kita.  Jadi tanamlah benih yang baik dan unggul, Insha Allah hasilnya sangat memuaskan diri sendiri, keluarga dan lingkungan kerabat.

Meniti karier tidak selalu berlangsung mulus.  Banyak kendala dihadapi terutama terkait persaingan kerja.   Semua aral melintang itu bisa dilalui melalui jalinan komunikasi dan silaturahim ditambah stock kesabaran sebanyak bulu di badan. Tidak selalu niat baik di apresiasi baik, itulah budaya organisasi, namun dengan ketulusan hati dan kerja keras jangan pernah menyerah.  Selama berada di jalur kebenaran harus yakin  akan selalu ada hikmah pelajaran dipetik terutama ketika berupaya mengubah konflik dengan sikap elegan. 

Personal branding dibangun atas kejujuran, ketaatan dan kesungguhan.  Dari sinilah anda akan mencapai puncak jenjang karier karena Sikap Professional  adalah modal utama dalam meniti karier. Tentu saja semua daya upaya itu di bungkus dengan Doa, setelah upaya maksimal berserah diri dalam meluruskan setiap niat  semata mengharap Redha Tuhan Yang Maha Kuasa.  Insha Allah  sukses.

Salamsalaman

TD

  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun