Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Cucu Menginap di Rumah Nenek

7 Januari 2017   22:12 Diperbarui: 7 Januari 2017   22:42 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis siang Azka di jemput nenek. Nenek izin sejenak dari kantor terus meluncur ke Cibubur. Memang sudah janjian Azka  nginap di Bumi Harapan Permai (BHP). Mumpung masih liburan sekolah. Cucu pertama dari anak pertama berusia 5 tahun ini memang super aktif. Ayah dan Ibunya mengizinkan menginap dengan beberapa catatan. Catatan untuk Datuk Nenek dan juga special untuk Azka sendiri.

Biasalah sayang anak dari Ayah Bunda berbeda dengan kasih sayang dari Nenek dan Datuk.  Sudah jadi rumus bahwa kasih sayang Ayah Bunda berorientasi  masa depan sedangkan generasi pertama menyayangi cucu dengan pendekatan berbeda.  Kasih sayang Mak dan Bapak penuh tanggung jawab, dimana semua permintaan anak tidak serta merta di iya kan.  Sebaliknya cara sayang beda bagi si nenek dan datuk, artinya apa apa yang diminta cucu 80 % kurang sedikit pasti di kabulkan.

Contohnya ketika si anak meminta di belikan es krim maka pertimbangan Ayah Ibu selalu kepada kondisi kesehatan anak pada saat itu.  Ketika si anak sedang flu, es krim ditunda dulu namun ibu cerdas pasti memberikan kompensasi atau ganti yang setimpal.  Sebaliknya ketika cucu minta - dibelikan es krim  kepada Datuk maka serta merta si cucu segera mendapatkan makanan idamannya. Jelas bukan ? beda kasih sayang di tinjau dari sudut pemberian permintaan sang anak atau cucu.

Tentu pola pengasuhan ini terjadi disemua keluarga orang timur.  Tidak salah memang, tapi memanjakan anak tidak elok bagi perkembangan anak.  Itulah sebabnya anak anak sejak dini diajarkan disiplin, sopan santun oleh orang tuanya.  Ketika dia menginap di rumah nenek maka disiplin itu harus tetap ditegakkan walupun dengan toleransi 70 %.  Maksudnya agar dalam perkembangan anak tidak terjadi distorsi yang membingungkan si anak itu sendiri.  Jadi nenek dan datuk jangan marah ya kalau cucu tidak boleh lama lama menginap di BHP.

Hari Kamis 5 Januari 2017 Azka bermain dengan Om Rendi.  Entah dapat ide dari mana, sang keponakan ini ketika melihat perpustakaan di rumah Datuk.  Timbul ide main jual jualan buku.  Luar biasa imajinasi Azka yang sebelum ini tidak terpikirkan.  Sebelumnya bentuk permainan Azka adalah mobil mobilan.  Koleksi mobilnya berragam dari mobil polisi sampai kendaraan pemadam kebakaran.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Azka mulai  mengatur,  Anak ini meminta  si  Om bertindak sebagai penjual buku. Azka berperan sebagai pembeli.  Prosesi jual beli ini seru juga ketika terjadi tawar menawar terkait harga buku.  Resikonya buku di rak lemari nan telah tertata rapi jadi sedikit berantakan.  Tranaksi jual beli Azka dan Om Rendi men ggunakan alat tukar uang yang ditulis sendiri oleh Azka nilai rupiahnya.  Azka sudah paham dia mau beli buku apa, bisa membedakan buku agama, buku cerita dan buku pelajaran.  Permainan ini baru berhenti ketika Om bertukar peran menjadi pembeli dan Azka bertindak sebagai penjual.  Seru bukan.

Datuk bergembira sekali Azka menginap di BHP hari Kamis.   Pasalnya malam Jum’at di Masjid Jami An Nur Komseko ada Taklim.  Taklim rutin berupa pembacaan surah Yasin dan Pembacaan Rawi Maulid.  Nah Azka bertemu lagi dengan teman lama tim hadrah.  Dulu ketika berumur 3 tahun Azka sudah ikut menabuh rebana.  Ya teman Azka yang rata rata duduk di SD bahkan SMP menerima Azka apa adanya.  Azka ikut menabuh gendrang kecil sembari bersuara membaca Shalawat  Nabi Muhammad SAW.  Inilah investasi kerohanian Islam yang mulai ditanamkan sejak usia dini berupa mengajak anak terbiasa bermain di Masjid.

Sepulang dari masjid, kami makan malam bersama.  Nenek melayani boss Azka di meja makan dekat dapur.  Pesanan Azka sudah tersedia di meja makan.  Hebatnya  secara otomatis tanpa diingatkan anak balita ini membaca doa sebelum makan Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar     Subhanallah.   Awak jadi teringat ucapan Almarhum Datuk Haji Dahlan bin Affan dan Nenek Buyut Almarhumah Hj Kamsiah binti Sutan Mahmud bahwa belajar di waktu muda bagaikan mengukir di atas batu. Belajar di waktu tua bagai menulis di atas air.  Artinya silahkan sobat pembaca renungkan sendiri.

Menjelang tidur masih ada satu episode permainan. Kini permainan jual jualan menggunakan methode  online.  Om Rendi yang keseharian berprofesi sebagai saudagar mengajarkan Azka tentang transaksi by internet. Mulailah telpon telponan jarak jauh.  Tante Amel ikutan jadi pembeli. Kini Azka sudah menamakan Toko Bukunya dengan brand Zafra.  Entah dapat ide dari mana, yang jelas toko buku itu melayanai pembelian on line dari nusantara dan manca negara.  Lucunya Azka bertanya apa itu Pos Paket.  Maka di jelaskan bahwa paket adalah system pengiriman barang ke pemesan setelah transaksi deal.  Nah Azka dapat satu tambahan ilmu pengetahuan dari Om Rendi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Menjelang tidur Azka meminta Datuk berdongeng.  Dongeng tentang dunia satwa adalah kegemaran Azka, lambat laun redup mata sudah dibawah 5 watt karena terbuai dengan cerita Datuk. Nah tak lupa membaca doa sebelum tidur. Bismika Alloohumma Ahyaa Wabismika Amuut.  Entah apa mimpi anak kecil ini, yang jelas dia tidur nyenyak dan pukul 05.00 sudah terbangun.

Kita mau sarapan apa Azka, Nenek Enida bertanya.  Menjawab pertanyaan Nenek, kami  keluar rumah berjalan kaki.  Setiap berpapasan dengan orang Azka selalu menyapa, Assalamualaikum  disertai bersalaman pakai cium tangan. Woww kebiasaan baik, Alah isa karena biasa. Kami sampai di penjual Lontong Sayur versi Padang.  Pesan 2 bungkus.  Dari jauh terlihat pula penjual nasi uduk,  Dibeli 2 bungkus nasi kuning dan nasi uduk bonus telor.  Sampai di rumah kami sarapan di meja makan dan Azka mencicipi barang belanjaan itu semua.  Mencicipi itu bermakna makan sedikit versi Azka.

Satu hal lagi yang perlu di catat disini sebelum di antar lagi ke rumah Orang Tua Azka ikut Datuk menegakkan Sholat Jumat.  Sholat Jumat di Masjid Baiturrahman Komplek BHP.  Kami naik motor berdua.  Masih ada 15 menit menjelang azan, Azka nampaknya tidak betah duduk  manis di sebelah Datuk,  Anak in memang suer aktif, berani sekali berlari kesana kesini.  Dari kejauahan awak memantau Azka yang sebelumnya minta uang untuk di masukkan ke kotak amal.  Kemudain dengan insiatif sendiri Azka mendorong dorong gulungan sajadah.  Ya Sajadah itu gelar tanpa disuruh, Tidak ada rasa takut sedikitpun.  Masjid semakin ramai dan Azka melongok ke pintu gerbang Masjid menunggu kedatangan Om Rendi.

Inilah sepenggal kisah nyata Azka menginap di rumah nenek.  Insha Allah memory permanent cucuk terisi denga pendidikan keagamaan dalan nuasnsa kasih saying.  Semoga catatan sejarah ini memberikan makna bagi perkembangan moral Azka guna bekal kelak di masa remaja dan masa depan.

Salamsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun