Sumber : Dokumentasi TD
Wahai sang waktu awak  menyerah
Dikau tak sudi diajak kompromi
Berdetak terus tak kenal lelah
Tinggalkan jejak tanpa peduli
Apabila Hotel Bintang 5 mengadakan acara tutup tahun maka tidak mau kalah Masjid Jami An Nur pun mengadakan kegiatan serupa. Â Serupa tetapi tidak sama terkait nuansa religi yang lebih dominant di baitullah. Â Silahkan tuan dan nyonya yang punya duit banyak membeli karcis harga puluhan jutaan rupiah agar bisa hadir di pukul 00.00. wib. Â Tidak ada yang melarang hak tuan dan nyonya berlibur melepas tahun lama masuk ke tahun baru. Itu hak azazi manusia.
Ketika memasuki tahun 2017 pembawa acara di hotel mewah atau di televise memberi komando hitung mundur dari 10,9, 8,…..  maka kami ber- Shalawat Nabi di waktu yang sama.  Ketika dentuman kembang api dan mercon mengggelegarkan angkasa Jakarta,… maka kami menabuh rebana sekeras keras nya mengiringi Rawi Maulid.  Biarlah gempita langit berwarna warni menghiasi langit ibukota, namun disisi lain lantunan shalawat tak kan terkalahkan.
Ya kami ada di masjid, bersama anak anak, pemuda pemudi.  Kami mengundang saudaraku moslem kiranya berkenan hadir pada harim Sabtu 31 Desember 2016.  Tabligh Akbar dan Dzikir di Masjid Bintang 5 kita mulai pukul 20.00 - 00.00 wib.  Semua tentu tanpa bayaran alias gratis  malah anda akan mendapatkan hadiah kelender 212 tahun 2017 secara cuma cuma..
Berkumpulnya kami di Baitullah adalah dalam niat suci iktikaf. Â Khadimullah Masjid Jami An Nur bukan ingin merayakan masuknya tahun baru masehi, namun kami menghimpun sedemikian banyak umat di Baitullah adalah semata agar ada pilihan. Â Men fasilitasi pilihan umat apakah mereka akan pergi ke acara dangdut atau mengucapkan syukur atas segala limpahan nikmat Allah SWT di Masjid setempat.
Kalaulah tidak ada pilihan, kemana umat akan pergi, bisa jadi kalau mereka tidak keluar rumah mereka akan menonton televise.  Tidak bisa dipungkiri acara televise di malam tahun baru semerbak kemewahan tanpa  ungkapan rasa syukur.  Masjid terbesar ke – 2 di Jakarta At Tin telah bertahun tahun menyelenggaraan Tablig Akbar Dzikir Nasional di a khir tahun.
Ustazd Arifin Ilham dan segenap Ulama berkumpul di Masjid yang dibangun Oleh Yayasan Moeslim Pancasila atas prakarsa Bapak Soeharto dan Bu Tien. Puluhan ribu umat akan memadati masjid At Tin, demikian pula Masjid kami di bilangan Kelurahan Rambutan RW 05Jakarta Timur. Â Keseimbangan wajib dilakukan oleh warga yang bertanggung jawab atas keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan Jakarta. Â Jangan sampai acara tahun baru dipenuhi oleh hura hura saja. Ulama membimbing umat di Baitullah untuk istighosah, dzikir ungkapkan rasa Syukur ke hadirat Allah SWT.
Biarlah hotel bintang 5 menyediakan makanan serba mewah dan enak serta minuman bersoda, kami di Masjid tidak mau kalah.  Sekoteng panas, jagung bakar dan serta makanan sumbangan ikhlas dari warga merupakan hidangan ternnikmat  malam minggu 31 Desember 2016.
Tentu dengan catatan semua hidangan di haruskan halalan thoyiban. Â Betapa nikmatnya menggigit butir butiran jangung bakar yang mungkin tak tertandingi dengan makanan super lezat di hotel mewah. Â Hiburan artis ber honor puluhan juta bisa kami tandingi dengan Tausyiah Ulama yang dengan ikhlas membimbing umat untuk mengingat kematian.
Sekali lagi kami men fasilitasi jamaah untuk iktikaf di masjid,  tidak dan bukan untuk menyaingi hotel hotel bintang itu.  Justru dalam kesederhanaan itulah akan didapatkan suasana hati bintang 5,  Jadi bukan karena tempat mewah, makanan serta nyanyian, jusru hati ini akan tenang, ketika umat ber dzikir dan doa  sesuai janji Allah hati ini akan tenang tidak ada kegelisahan sedikitpun.
Saksikanlah anak anak begitu ramai berlari lari di serambi Masjid. Â Mereka bercanda sesama teman sambil sesekali melirik apakah hidangan makanan dan minuman sudah siap di kudap. Â Subhanallah Anak anak penerus gererasi bangsa berada di Baitullah, mereka terhindar dari tontonan seronok di panggung jalanan di kawasan Jakarta.
Dalam doa panjang di Baitullah di seluruh nusantara kiranya Allah SWT meredhai hidup dan kehidupan  kami sepanjang tahun 2017.  Semoga Indonesia terhindar dari musibah dan bencana. Rakyat bersatu terhindar pula dari pertikaian berkepanjangan yang pasti menganggu kehidupan rakyat sehari hari. Jangan ada lagi diskriminasi terkait karena adanya  perbedaan  Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. ( SARA).
Point yang ingin awak sampaikan disini adalah bahwa pergantian tahun hanyalah sekedar perpindahan detak detik waktu,  Manusia saja yang membuat hitungan hitungan agar ada batas pembeda umur dan kemudian berkembang pada prosesi  peringatan hari hari terjadinya  peristiwa istimewa. Tak bisa di pungkiri waktu berjalan terus tidak bisa di stop kecuali oleh Allah SWT sebagai penanda datangnya kiamat dunia.Â
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H