Rasanya baru kemarin teringat dengan permainan sepatu roda yang hanya dimiliki oleh anak anak Belanda. Sepatu roda menjadi permainan termahal bagi anak pribumi ketika di masa penjajahan. Orang tua tidak sanggup membeli sepatu roda yang harganya melebihi penghasilan sebulan. Barang mewah yang bernama sepatu roda membuat anak pribumi hanya termanggu melihat anak anak bule bersilancar di taman kota. Dalam pikiran anak pribumi timbul angan angan kapan ya kami bisa juga bermain seperti anak londo itu.
Merdeka 71 tahun ada buahnya juga, paling tidak saat ini anak anak kampung sudah bisa menikmati bagaimana nikmatnya berlari dengan sepatu roda, Hari minggu setelah bapak bapak selesai barmain tennis, anak anak mulai memasuki lapangan. Net telah dlepas sehingga mereka leluasa bermain tanpa kuatir tertabrak ada kendaraan umum disana.
Pemain bola tepok yang sudah kecapean sambil tersenyum mempersilahkan anak anak bermain dilapangan tennis . Seorang sahabatpensiunan berguman " di zaman saya dulu sepatu roda hanya bisa dilihat tetapi tidak bisa dinikmati"
Dokumentasi foto serial diatas menggambarlkan bahwa anak anak sangat senang bersepatu roda. Lihatlah betapa ceria wajah anak anak. Liputan ini baru melaporkan permainan anak di lapangan tenis Komplek Bumi Harapan Permai. Tadi pagi sewaktu akan menuju lapangan tenis awak berpapasan dengan puluhan anak yang sedang asyiek bercanda ria sambil bersepatu roda. Dihari libur dalam suasana langit biru nan cerah dan udara yang nyaman anak anak itu bergabung dengan warga yang sedang berolahraga pagi.
Inikah perubahan zaman, dimana anak anak kecil tidak lagi melakukan permainan tradisional. Entahlah, memang sudah jarang menyaksikan anak anak bermain petak umpet, bermain loncat karet atau main klereng. Nampaknya sepatu roda menjadi pilihan utama walaupun orang tua harus merogoh saku sebanyak 200 ribu perak untuk sepasang sepatu roda, Kehidupan orang tua anak anak kampung Bojong di Kelurahan Dukuh Jakarta Timur nampaknya pas pas saja. Sebagian besar mereka masih mengontrak rumah dan bekerja serabutan di Pasar Induk Kramatjati.
Satu hal yang perlu diperhatikan anak anak sebagai seorang pemula dalam olahraga sepatu roda adalah alat alat pelindung untuk keselamatan. Alat pelindung itu berupa helm khas sepatu roda dan balutan pada lutut dan siku tangan. Tidak lain dimaksudkan alat alat perlindungan itu untuk menghindari terjadinya luka atau lecet ketika anak anak terjatuh atau terpeleset.
Bermain sepatu roda tentu menguras tenaga, baik dilakukan di hari libur saja karena kalau dilakukan pada hari hari sekolah anak anak akan mudah capai. Dengan demikian anak anak tidak bisa kosentrasi belajar di malam hari karena lelah yang menyebabkan mereka mengantuk.
Mudah mudahan anak Bojong suatu saat nanti ada yang menjadi atlit sepatu roda nasional. Mereka akan berada dibawah naunagan pembinaan Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PORSEROSI) . Membership dari Provisional Speed Skating and Provisional Figure Skating. Alamat Porserosi Gd. Direksi Gelora Bung Kamo Lt. 8, Jl. Pintu I, Senayan Jakarta 10270, Siapa tahu dari sekedar bermain di lingklungan BHP akan muncul bakat luar biasa sehingga bisa membanggakan orang tua. Yes berlatihlah terus nak,...
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H