Gerindra + PKS
Mengamati peristiwa politik  di tiga hari belakang ini saya menyaksikan betapa drama kehidupan terjadi terkait penetapan calon Gubernur dan pasangan untuk memimpin Derah Khusus Ibukota Jakarta.  Pada kesempatan ini saya tidak akan menelisik dari sisi politik, namun peristiwa ini lebih menarik apabila di analisa dari sisi budaya. Mengamati sikap dan perilaku orang politik dari sisi pergeseran budaya ditingkahi oleh berbagai kepentingan sungguh terkadang terjadi hal hal tidak terduga.
Sorotan  tertuju pada pengumuman calon gubernur dari Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.  Pengamatan ini tentu tanpa mengabaikan dua pasangan calon dari partai lain yang telah ditetapkan.  Justru pada proses keputusan yang memang berlangsung lama dan penuh kehati hati an dari Gerindra dan PKS  terdapat nuansa kebangsaan seperti yang diamanatkan Pancasila.  Nuansa cinta tanah air dan cinta kepada Jakarta sebagai etalase kehidupan nasional menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan pasangan pemimpin Jakarta.
Berangkat dari pemikiran bahwa Jakarta harus menjadi lebih baik dan nyaman maka tentu dibutuhkan pimpinan daerah yang memiliki  kapasitas dan integritas manusiawi.  Keputusan Gerindra dan PKS saya nilai lebih kepada kebersamaan dan rasa tegang rasa yang sangat dalam.  Bolehlah saya simpulkan disini bahwa semua itu bisa terwujud berawal dari  kebesaran hati dari Bapak Prabowo dan Bapak Sohibul Iman,
Negarawan
Probowo Subianto mengatakan "Dan untuk itu kami setelah proses berembuk yang cukup panjang menetapkan mencalonkan saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai calon gubernur Daerah Khusus Ibu Kota untuk masa bakti 2017-2022. Beliau bukan kader Partai Gerindra, bukan pula kader PKS, tapi Gerindra dan PKS tidak memandang harus dari partai, kita cari yang kami pandang terbaik yang bisa kita persembahkan kepada rakyat Ibu Kota dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon wakil gubernur Daerah Khusus Ibu Kota untuk periode 2017-2022,"
Tidak mudah berbuat sesuatu  ketika harus mengorbankan kepentingan pribadi, Sikap Pak Prabowo menunjukkan jiwa ke negarawanan itu  melekat pada diri beliau.  Kebesaran hati kedua belah pihak itu bila di diskripsikan adalah kesediaan dan kerelaan Sandiaga Uno untuk menyisihkan kepentingan pribadi. .  Berbulan bulan lalu Sandiaga sudah di canangkan menjadi Calon Gubernur dari Partai Gerindra.  Beliau sudah bergerak kesegala arah di wilayah Jakarta memperkenalkan diri kepada rakyat Jakarta.
Namun dengan kebesar hati luar biasa Sandiaga Uno ikhlas mendamping Anies Baswedan (hanya) sebagai calon Wakil Gubernur. Â Diperlukan satu kepribadian yang kuat agar bisa bisa bersikap seperti ini. Sandiaga Uno mampu berbuat demikian tentu karena kepribadian yang terbentuk dari keluarga yang sangat religius. Â Saya mengamati sikap Sandiaga Uno memang sangat santun dan bersahaja ketika menyapa dan berkomunikasi denga warga Jakarta. Sesuatu yang jelas tidak di buat buat untuk menarik simpati rakyat.Â
 Awal Baik
Setelah pengumunan calon gubernur dan wakil, saya perhatikan sikap Sandiaga Uno sangat luar biasa. Â Tidak nampak sedikitpun rasa kecewa, wajahnya tetap bersinar tersenyum dan sangat akrab dengan Anies Baswedan. Â Sikap kebersamaan ini serta kekompakan yang di bentuk dari hati yang jernih dalam kandungan niat semata mewakafkan diri untuk jakarta. Â Inilah harapan warga Jakarta yang nanti akan di buktikan pada proses perhitungan suara.Â
Kebesaran hati itu juga terlihat dari Partai  Keadilan Sejahtera.  Beberapa minggu lalu PKS telah menetapkan salah seorang kadernya sebagai Wakil Gubernur mendampingi Sandiaga Uno.  Namun mengingat kepentingan yang lebih besar maka PKS bersedia berkorban tidak menempatkan seorangpun kader untuk dicalonkan sebagai  pucuk pimpinan kepala daerah Jakarta.  Sekali lagi sikap ini tentu selaras dengan visi dan misi partai yang menjunjung tinggi moral untuk kesejahteraan rakyat.