Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Setiap Lembar Uang Kertas Memiliki Takdir Perjalanan Tersendiri

3 Juli 2016   08:05 Diperbarui: 3 Juli 2016   17:09 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika tiba didalam rumah Norman baru sadar sewaktu melihat isi saku hanya tinggal selembar uang lima ribuan. Tidak jelas uang kertas seratus ribu itu diberikan ke si mbah atau si pemuda. 

Ya inilah perjalanan takdir sang uang kertas. Ternyata Allah Swt telah mengatur rezeki setiap mahluk di muka bumi ini. Haji Norman boleh berniat sedeqah kepada seseorang  namun Allah Swt yang "membantu" kemana uang itu layak dan berguna di terima umat yang lebih membutuhkan.

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Catatan

Ternyata benar setiap lembaran uang kertas itu memiliki takdir tersendiri. Kemana perjalanan panjang yang akan di lalui, siapa yang tahu. Masih bersih dan licin uang kertas yang baru di cetak memuiai pengembaraannnya dari Bank Indonesia.  

Pecahan seratus ribu, lima puluh ribu, dua puluh ribu, sepuluh ribu , lima ribu, dua ribuaan dan terakhir seribu rupiah. Si uang kertas berpindah dari satu tangan ke tangan lain ketika terjadi transaksi jual beli.  

Perpindahan tangan itu bisa juga terjadi bersebab menerima gaji. Selain itu bisa pula uang kertas bermutasi dalam bentuk sedekah dari dermawan kepada dhuafa.

Dalam perjalanan nasib uang kertas tentu berbeda, lembaran seratus ribu dan lima puluh ribu lebih banyak beredar di kalangan orang berpunya. Sedangkan uang kertas recehan apa boleh buat beredar di pasar pasar tardisionel dan angkot.  

Satu hal yang sama uang kertas itu lambat laun menjadi jelek, kumal dan kotor atau bahkan robek. Maklum saja perpindahan yang sangat cepat sudah pasti mencederai di lembaran yang hanya berbentuk kertas tipis.

Akhirnya uang itu walaupun masih meniliki nilai jual dan nilai beli terpaksa kembali ke pangkuan Bank Indonesia.  Si jelek dan kumal harus di musnahkan atau dihanguskan kemudian di ganti dengan lembaran kertas baru yang bersih dan licin serta memiliki aroma khas duit.  

Takdir lembaran uang kertas berkelana sesuai dengan kehendak sang pemilik. Nilai uang kertas itu akan terasa bermakna ketika dia di fungsikan untuk saling berbagi. Dari si kaya ke si miskin bukan beredar di kalangan konglomerat saja.

Subhanallah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun